Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah warga Ibukota Jakarta mengaku bingung dengan kasus yang menimpa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non aktif Antasari Azhar yang menjadi tersangka pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
"Bagaimana mungkin orang yang mengerti hukum seperti Antasari bisa menjadi pembunuh, direncanakan lagi," kata Tisna,(54) yang berprofesi kuli panggul di Terminal Senen, Jakarta, Kamis.
Ramainya pemberitaan media massa terhadap orang nomor satu di KPK itu telah menyebabkan masyarakat memvonis Antasari sebagai pelaku pembunuhan berencana.
"Yang berhak menyatakan seseorang bersalah atau tidak karena dianggap telah melanggar hukum dan merugikan pihak lain kan pengadilan, tetapi memang kemungkinan itu bisa terjadi," ujar dia.
Ayub, (22) pedagang asongan rokok keliling mengatakan nama-nama sejumlah pengacara ternama seperti Juniver Girsang, M Assegaf, Ari Yusuf Amir dan lain-lain yang menjadi kuasa hukum Antasari juga menjadi tanda tanya.
"Apakah para pengacara itu ingin membalas budi atau menanam budi, sebab yang saya baca di koran mereka tidak mau dibayar oleh pihak keluarga Antasari," kata dia.
Wawan, (29) penjaga wc umum di Pasar Senen, Jakarta menuturkan diduga banyak orang baik secara individu atau berkelompok yang tidak senang terhadap Antasari terkait penanganan korupsi di negera ini.
Sejak dilantik menjadi Ketua KPK, Antasari telah mampu menjelma menjadi orang yang paling ditakuti karena tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi di tanah air.
"Kalu dulu dalam menegakkan korupsi ada istilah tebang pilih, tetapi sekarang mulai dari penegak hukum seperti jaksa sampai besan Presiden pun dijebloskan ke penjara. Apa mungkin ini balas dendam terhadap Antasari?," ujarnya.
Saat ini, Antasari Azhar telah ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dan dia harus menginap di rumah tahanan Polda Metro Jaya.
Dalam kasus itu, kepolisian menetapkan sembilan orang tersangka, diantaranya mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wiliardi Wizard dan bos salah satu surat kabar, Sigid Haryo Wibisono.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009