Jakarta (ANTARA News) - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam waktu dekat akan memanggil manajer Persebaya menyusul adanya keributan yang terjadi di stadion Petrokimia Gresik, Rabu (6/5).
"Kami akan panggil panita pertandingan dan manajer tim Persebaya Indah Kurnia untuk menjelaskan kasus keributan itu," kata Wakil Ketua Komdis PSSI Benhard Limbong kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Aksi keributan yang terjadi seusai pertandingan Gresik United vs Persebaya itu mengakibatkan rusaknya fasilitas stadion, rumah warga, serta rusaknya fasilitas umum, dinilai telah mencoreng sepakbola nasional.
Kerusuhan itu terjadi setelah Persebaya Surabaya kalah 1-2 dari Gresik United dalam pertandingan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia.
Bahkan, kerusuhan itu disebut-sebut dipicu kepemimpinan wasit Iwan Sukoco dan dua asistennya. Akibat insiden itu, seorang suporter Persebaya Surabaya, Welly, diamankan polisi.
Sementara itu, Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukadar kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengatakan, menduga ada konspirasi menjatuhkan Persebaya dengan cara-cara yang tidak sportif.
Menurut Saleh, konspirasi itu terlihat dari penugasan wasit Iwan Sukoco asal Malang pada pertandingan tersebut. Padahal jelang babak reguler berakhir, Persebaya dan Persema Malang sedang bersaing merebut posisi puncak wilayah timur.
"Kami sebenarnya tidak mempermasalahkan siapa wasit dan darimana asalnya, asalkan mereka bisa memimpin pertandingan dengan sportif dan `fair play`," katanya.
"Tapi yang terjadi pada pertandingan lawan GU (Gresik United), kepemimpinan wasit sangat jelek dan sering merugikan Persebaya, sehingga memicu kemarahan suporter," kata Saleh menambahkan. Kemarahan itu tidak hanya terjadi di dalam stadion,tapi juga berlanjut di luar stadion.
Suporter Persebaya bersikap anarkis dengan melakukan perusakan fasilitas umum, melakukan penjarahan dan mengeroyok wartawan Harian Surya, Fatkhul Alamy hingga terluka.
"Kami atas nama pengurus dan suporter Persebaya minta maaf atas ketidaknyamanan dengan insiden tersebut, termasuk terhadap wartawan dan saudara kita Fatkhul," kata Saleh Mukadar kepada wartawan.
(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009