Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar di Jakarta, Kamis, mengatakan, pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta harus memperketat populasi penduduk dan tata ruang kota.
"DKI Jakarta itu ibarat kapal tongkang yang seharusnya hanya memuat 200 orang tetapi diisi oleh 800 orang," kata Rachmat Witoelar.
Berdasarkan data pemetaan kerentanan perubahan iklim yang dikeluarkan "Economy and Environment Program for Southeast Asia", DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai daerah yang rentan terhadap perubahan iklim, salah satunya akibat dari tingginya tingkat kepadatan penduduk.
Dalam seminar "Peta Kerentanan Perubahan Iklim Asia Tenggara: Perpektif Indonesia" Menteri Negara Lingkungan Hidup yang juga menjabat Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim itu menyatakan, manusia merupakan faktor utama dalam masalah lingkungan hidup.
"Manusia itu penyebab sekaligus sebagai solusi, semakin banyak manusia maka semakin rentan daerah tersebut terhadap masalah lingkungan," katanya.
Alternatif kota untuk tempat tinggal di sekitar Jakarta, menurut Rachmat, merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengurangi kepadatan.
"Kalau alternatif itu dengan relokasi penduduk mungkin terlalu menyedihkan, tapi ini salah satu solusi terbaik," katanya.
Menurut dia, kesadaran dan kepedulian masyarakat atas kerentanan perubahan iklim, khususnya di wilayah DKI Jakarta, dapat membantu kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah dalam mengurangi dampak memburuknya lingkungan.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009