Beijing (ANTARA News) - China pada hari Kamis, mulai mencabut karantina tujuh hari terhadap para penumpang dari sebuah penerbangan asal Mexico City.

Salah seorang penumpang pesawat tersebut adalah seorang pria Meksiko yang dikonfirmasi terinfeksi oleh virus influenza A/H1N1, menurut media resmi China.

Kantor berita Xinhua mengutip Kementerian Luar Negeri China bahwa para penumpang yang menggunakan penerbangan itu pada 1 Mei, akan dilepaskan semuanya pada hari Kamis jika mereka tidak menunjukan gejala menyerupai flu.

Pesawat itu singgah di Shanghai dalam perjalanannya menuju Hong Kong,

Meksiko mengakui meningkatnya jumlah korban tewas yang dikonfirmasi terinfeksi virus flu babi menjadi 42 dari 29 pada Rabu, namun pemerintah mengatakan yang terburuk telah selesai dan mulai membuka kembali aktivitas perdagangan dan umum.

Dua puluh lima pelajar Kanada juga dibebaskan dari karantina di Changchun, ibukota provinsi bagian timur laut, Jilian.

Para pelajar Universitas Montreal tersebut tidak menunjukkan gejala flu namun tetap dikarantina setelah mereka tiba dengan pesawat tersebut, Sabtu lalu. Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon menunjukkan tanda ketidaksenangan Ottawa dengan karantina itu dan meminta penjelasan.

Sebuah pesawat yang membawa 98 warga China yang terdampar di Meksiko akibat ketakutan terhadap flu tiba di Shanghai pada Rabu, dan seluruh penumpang sehat walaupun mereka harus melewatkan waktu satu pekan di karantina.

Presiden China Hu Jintao dan timpalannya dari AS Barack Obama, membicarakan krisis flu itu melalui telepon, kata Xinhua.

"Presiden China mengungkapkan keprihatinannya atas wabah flu H1N1/A yang melanda sebagian dari Amerika Serikat," katanya.

"Kami bersedia untuk melakukan kontak dengan Organisasi Kesehatan Dunia, Amerika Serikat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengatasi tantangan kesehatan umum ini," kata Hu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009