London (ANTARA News) - Guus Hiddink mengaku dirinya bisa mengerti mengapa para pemainnya menangisi "konspirasi" setelah keputusan kontroversial dari wasit yang mengakibatkan Chelsea gagal masuk final Liga Champions.
Sebuah gol dari Andres Iniesta berhasil menyamakan kedudukan Barcelona 1-1 di Stamford Bridge pada Rabu waktu setempat yang sekaligus mengantar tim Catalan itu masuk final untuk menghadapi Manchester United.
Hiddink juga mengaku timnya yang tampil sangat disiplin pada pertandingan semifinal pertama yang berakhir imbang tanpa gol, tidak bisa memanfaatkan situasi untuk tidak sampai kecolongan hingga berakhirnya pertandingan.
Namun bagaimanapun Hiddink tetap mengecam penampilan wasit asal Norwegia Tom Henning Ovrebo - yang menolak memberi penalti kepada Chelsea - yang dia lihat sebagai penampilan terburuk seorang wasit selama karir kepelatihannya.
"Tentu, pemain membuat banyak kesalahan, pelatih banyak kesalahan dan wasit juga bisa membuat kesalahan, oke, ini sudah terjadi, ini semua ada dalam pertandingan. Namun ketika anda melihat dua, tiga atau empat situasi gelombang, maka itu hal terburuk yang pernah saya lihat," katanya.
"Ini sungguh suatu kekecewaan kami yang belum berakhir, kami bisa mengkritik itu, makanya masalah ini sangat membara dan membuat marah di ruang ganti, saya bisa sangat mengerti perasaan para pemain," tambahnya.
Chelsea boleh jadi mendapatkan empat penalti namun beberapa pemain dengan cepat mengepung wasit untuk meyakinkan bahwa UEFA tidak ingin pertandingan final antara sesama klub Inggris seperti tahun lalu.
Namun Hiddink menghindar dari semacam teori konspirasi.
"Konspirasi adalah kata yang kasar dan jika ada, anda harus membuktikan itu," katanya.
"Sebelumnya ada banyak tulisan yang mengatakan tentang prioritas untuk pertandingan ini, saya hanya bisa mengatakan apa yang saya lihat, saya tidak bisa mengatakan apakah UEFA tidak ingin terjadinya pertandingan final sesama Inggris," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009