"Enam lukisan yang lolos tersebut merupakan hasil seleksi dari 600 karya seni di atas kanvas yang datang dari sejumlah daerah di Tanah Air ke meja panitia," kata Drs I Wayan Suardana MSn, dosen Kriya Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, di Denpasar, Kamis.
Suardana yang salah satu karyanya lolos seleksi untuk ikut pameran tingkat nasional itu, mengatakan, empat dari lima lukisan lain yang lolos, adalah karya alumnus ISI Denpasar.
Mereka masing-masing I Gusti Putu Hardana Putra, I Wayan Sedana Yasa dan Wayan Dania.
Satu lukisan lainnya yang lolos lewat seleksi ketat, adalah karya maestro Drs I Nyoman Gunarsa, yang juga mantan dosen ISI Yogyakarta.
"Lolosnya karya dosen dan alumnus ISI Denpasar menambah sederet prestasi lembaga pendidikan tinggi seni di tingkat nasional," ujar Suardana
Pameran yang juga dirangkaikan dengan seminar seni rupa Nusantara 2009 itu, rencananya dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, 19 Mei mendatang.
Wayan Suardana menjelaskan, lukisan yang diikutsertakan dalam kegiatan tingkat nasional itu diberi judul "Tameng Bhuwana?", hampir mirip dengan tema pameran "Menilik Akar" yang ditetapkan panitia.
Karya goresan di atas kanvas itu dengan menggali kembali (akar) tradisi daerah Bali, dengan mengambil konsep penjaga bhuwana (dunia).
Tradisi dan kepercayaan di Bali menilai bahwa dunia dibagi menjadi bhuwana agung (alam) dan bhuwana alit (badan manusia).
Untuk itu harus mampu menjaga alam dan manusia agar seimbang dan harmonis. Ke depan ia berharap bisa menghasilkan karya seni yang lebih monumental, sekaligus mengangkat nama Bali ke tingkat nasional bahkan internasional.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009