Kami telah memutuskan untuk mengambil langkah kebijakan jam malam parsial yang akan diterapkan kepada masyarakat di bawah 20 tahun, mulai tengah malam ini,

Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Turki menerapkan pembatasan jam keluar atau jam malam bagi anak muda di bawah usia 20 tahun sebagai bagian dari langkah penanggulangan wabah virus corona, demikian dinyatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Kami telah memutuskan untuk mengambil langkah kebijakan jam malam parsial yang akan diterapkan kepada masyarakat di bawah 20 tahun, mulai tengah malam ini," kata Erdogan pada Jumat (3/4).

Menurut keterangan Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, kasus infeksi virus corona di Turki naik menjadi lebih dari 20.000 kasus dengan catatan 425 pasien meninggal dunia per 3 April.

Selain jam malam, Erdogan juga mengumumkan langkah lainnya, yakni penutupan batas di 31 kota, termasuk ibu kota Istanbul, untuk semua transportasi dengan pengecualian perjalanan transit dan pengangkut pasokan makanan, obat-obatan, serta produk kebersihan.

"Penutupan perbatasan kota akan berlaku selama 15 hari, namun periode ini bisa saja diperpanjang jika diperlukan," ujar Erdogan.

Baca juga: Turki perpanjang penutupan sekolah hingga 30 April karena wabah corona
Baca juga: Turki tangkap ratusan orang terkait unggahan provokatif soal COVID-19

Dia juga menambahkan bahwa penggunaan masker di tempat umum, kendaraan umum, toko swalayan, serta tempat kerja akan diwajibkan.

Sejauh ini, pemerintah Turki telah mengambil sejumlah kebijakan untuk menahan laju penyebaran COVID-19 di wilayahnya, antara lain menghentikan penerbangan internasional, membatasi perjalanan dalam negeri, menutup sekolah dan kafe, serta menangguhkan ibadah masal.

Namun orang-orang masih pergi bekerja, seiring dengan Erdogan yang berupaya untuk mempertahankan produksi ekonomi dan kegiatan ekspor. Sementara warga lanjut usia di atas 65 tahun serta mereka yang mempunyai penyakit kronis telah diminta tinggal di rumah sejak akhir Maret.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kiper legendaris Turki Rustu Recber dirawat setelah positif COVID-19
Baca juga: Wabah capai tahap kritis, Turki tingkatkan tes virus corona

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020