Kementerian perdagangan mengatakan, dalam laporan perdagangan luar negeri kuartal pertama, fluktuasi besar nilai tukar dari negara-negara tertentu menambah ketidakpastian terhadap prospek perdagangan global.
"Jika mata uang negara-negara berkembang tertentu dengan komposisi produk serupa mengalami depresiasi tajam, ini akan berdampak besar pada harga barang-barang China," kata laporan yang disiarkan dalam situs internet Rabu.
Pihaknya tidak menyebutkan secara spesifik negara-negara dimaksud.
Beberapa manufaktur internasional telah memindahkan fasilitasnya ke negara-negara seperti Vietnam dan Bangladesh karena biaya di China meningkat, sebagian akibat naiknya mata uang yuan.
Ekspor China turun 17,1 persen pada Maret, penurunan kelima bulan berturut-turut, menurut data statistik yang tersedia baru-baru ini.
(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009