Tangerang (ANTARA News) - Istri kedua Nasrudin Zulkarnaen, Arinda Irawati tidak pernah terlihat lagi berada di rumahnya di Perumahan Banjar Wijaya Blok B-50 No. 2, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, Banten setelah penembakan suaminya, kata supir tetangganya, Wendi, Kamis.
"Kelihatan di rumahnya sudah kosong, tidak ada orang" kata Wendi di depan rumah Arinda.
Wendi mengaku sebelum kejadian penembakan Nasrudin pada 14 Maret 2009, dirinya seringkali berbincang dengan Ujang, supir Arinda.
Namun demikian, Wendi tidak mengenal banyak tentang Arinda maupun Nasrudin karena keduanya tidak bergaul.
Wendi mengatakan Arinda dan Nasrudin tidak banyak bicara dan tidak dekat dengan para tetangganya di Perumahan Banjar Wijaya.
"Saya hanya tahu Bu Arinda berasal dari Bandung, Jawa Barat," katanya.
Selain tidak pernah melihat lagi Arinda, Wendi yang bekerkerja di samping rumah Nasrudin, tidak pernah melihat ada aktivitas di rumah direktur PT Putra Rajawali Banjaran tersebut.
Pantauan ANTARA News, rumah Arinda yang bercat krem dan terdapat pohon mangga tersebut, terlihat pagarnya digembok.
Hingga saat ini, Arinda belum pernah mengeluarkan pernyataan terkait dengan penembakan suaminya tersebut.
Sementara itu, mantan caddy di Padang Golf Modernland Tangerang, Rhani Juliani yang disebut-sebut sebagai istri ketiga Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PBR), Nasrudin Zulkarnaen, biasa melayani para jaksa yang bermain golf termasuk Antasari Azhar.
"Caddy di Modernland melayani jaksa yang bermain golf di sana, termasuk Antasari Azhar," kata kuasa hukum Ketua KPK nonaktif, Antasari Azhar, M Assegaf, seusai mendampingi pemeriksaan kliennya di Rumah Tahanan (Rutan) Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (6/5) malam lalu.
Menurut Assegaf, sejak Antasari Azhar menjadi anggota KPK, tidak bermain golf kembali di Modernland, sedangkan Rhani Juliani sendiri berhenti menjadi caddy melanjutkan kuliahnya.
Dikatakan, selanjutnya Rhani Juliani menjadi petugas pemasaran yang menawarkan kepada Antasari Azhar untuk menjadi anggota golf di Modernland kembali. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Kenaifan AA
Kehebatan Polisi dan
Saksi kunci ditutupi.