New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah melonjak ke posisi tertinggi lima bulan di atas 56 dolar AS per barel pada Rabu waktu setempat, setelah sebuah laporan pemerintah menunjukkan stok minyak mentah turun di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia.
Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman pada Juni, naik 2,50 dolar AS dari harga penutupan Selasa, menjadi berakhir pada 56,34 dolar AS per barel.
Harga minyak sempat melonjak menjadi 56,47 dolar AS, posisi tertinggi sejak pertengahan November tahun lalu.
Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni, juga naik ke sebuah level yang terakhir terlihat bulan ini, meningkat 2,03 dolar AS menjadi 56,15 dolar AS per barel.
Suasana pasar "bullish" (bergairah) setelah Badan Informasi Energi, Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, bahwa level minyak mentah untuk pekan yang berakhir 1 Mei naik 600.000 barel menjadi 375,3 juta barel.
Beberapa analis telah memperkirakan sebuah kenaikan lebih dari dua juta barel dalam persediaan minyak mentah AS.
Harga mungkin gagal melompat lebih besar karena total stok masih masif, kata para analis.
Sementara stok minyak mentah AS yang naik hanya 600.000 barel, terbantu oleh kenaikan tajam tingkat utilasai kilang minyak, secara keseluruhan stok minyak dan produk minyak AS pada pekan yang berakhir 1 Mei naik 5,3 juta barel, catat Nic Brown dari Natixis Bank.
"Kami pikir pasar berada pada risiko yang segera mengecewakan," kata Brown.
Harga minyak juga mendapat sokongan dari data terbaru yang menunjukkan sektor swasta AS pada April hanya kelilangan 491.000 pekerjaan, lebih rendah dari perkiraan para analis, mengindikasikan resesi berkepanjangan di AS kemungkinan berkurang.
Data April, berdasarkan pada sebuah survei perusahaan data pembayaran upah ADP, lebih rendah daripada pengurangan 708.000 pekerjaan pada Maret dan 645.000 perkiraan sebagian besar analis dan penurunan payroll swasta terendah sejak Oktober tahun lalu.
Data keluar sehari setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan bahwa ekonomi AS, yang jatuh ke dalam resesi pada Desember 2007, dapat berbalik naik pada akhir tahun ini, sehingga dapat memicu permintaan energi.
Minyak mentah berjangka pada Selasa mulai mencapai level tertinggi beberapa bulan di tengah harapan pulihnya permintaan energi, seiring dengan menguatnya pasar saham.
Pada level harga saat ini, harga minyak masih jauh di bawah rekor tertinggi Juli tahun lalu di atas 147 dolar AS per barel, setelah kemerosotan karena penurunan ekonomi global yang sekarang menunjukkan sinyal pemulihan. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009