"Mereka hanya tahu bahwa menanam uang dalam bentuk deposito merupakan pilihan yang utama, karena aman dan tak memerlukan banyak energi dalam pengelolaannya. Tapi mereka mengeluh karena hasilnya tak memuaskan," kata karyawan itu.
Bagi yang mau bersusah-susah, membangun rumah atau kamar kontrakan merupakan pilihan lain yang disukai banyak orang berduit. "Hasilnya agak lumayan tapi memerlukan pengelolaan yang agak merepotkan. Apalagi tak semua pengontrak bertabiat dan beritikad baik," katanya.
Nah, ada cara yang belum dilirik orang kebanyakan dalam memutar dana yang dimiliki, yakni berinvestasi dalam bentuk saham.
Ada sebuah buku yang bisa menuntun seseorang untuk memutar dana dengan berinvestasi atau berjual beli saham. Buku itu ditulis Ir Gregorius Sihombing MM dengan judul "Kaya dan Pinter Jadi Trader dan Investor Saham".
Ada empat poin penting yang menjadi bahasan dalam buku itu, yakni strategi membeli dan menjual saham, cara memilih broker, daftar perusahaan blue chips dan CEO handal serta tips dan trik transaksi saham online.
Berjual beli saham sebagai salah satu aktivitas ekonomi memang tak bisa dilakukan setengah-setengah, dalam arti mencoba-coba. Perlu keseriusan dan komitmen kuat untuk mencemplungkan diri dalam dunia transaksi saham.
Hukum ekonomi yang paling prinsip juga berlaku di dunia ini: pilihan paling berisiko diganjar keuntungan yang paling besar sementara pilihan yang kurang berisiko akan mendapat imbalan yang kurang menguntungkan.
Jika seseorang tak mau ambil risiko dan ingin mendapat kepastian bahwa uang yang ditanam memberikan keuntungan, orang itu harus bertransaksi di saham blue chips, alias saham dari perusahaan yang menjadi pemimpin di kelasnya seperti Telkom, Indosat, Astra International.
Jika mau dapat keuntungan yang lebih besar dari saham blue chips, belilah saham lapis kedua, yang tentu saja berisiko rugi lebih besar karena adanya gejolak pasar yang lebih besar pula. Saham lapis ketiga memberi keuntungan yang lebih besar lagi tapi dengan tingkat ketidakpastian lebih besar pula.
Tentu untuk terjun jadi investor saham perlu melakukan pengamatan yang cermat atas pergerakan harga saham yang selalu berubah dalam hitungan detik.
Karena dunia teknologi informasi telah demikian maju secara pesat, perdagangan saham pun telah mengikuti kecenderungan umum, yakni jual-beli saham secara online.
Penulis buku ini menyajikan uraian tentang jual-beli secara online dan keuntungannya dibanding transaksi saham secara manual dengan bahasa yang mudah dicerna bagi pembaca umum yang tak punya latar belakang pendidikan ekonomi sekali pun.
Bagi mereka yang awam soal jual-beli saham secara online, Gregorius Sihombing menuntun dengan bahasan yang rinci dan mencoba meyakinkan bahwa dana yang digunakan untuk jual-beli saham secara online itu tak akan hilang atau raib dengan mudah. Ada sistem teknologi informasi yang memberikan jaminan bahwa data dan dana yang dimiliki seseorang tak akan dengan mudah bisa disalahgunakan oleh para hacker.
Ada hal penting yang perlu diketahui oleh investor saham lewat dunia maya, yakni dalam memilih broker atau perusahaan sekuritas yang memberikan fasilitas perdagangan online untuk nasabahnya.
Memilih broker ini sangat krusial sehingga para calon nasabah online trading harus hati-hati. Ada beberapa langkah yang perlu dilewati: mengumpulkan nama-nama broker dan memilih yang punya reputasi, tidak perlu yang paling besar.
Langkah kedua adalah membandingkan setoran dana awal minimum yang dibutuhkan masing-masing broker. Perhatikan juga biaya yang akan dibebankan pada nasabah.
Jangan lupa membandingkan tingkat kecepatan transaksi antarbroker. Bandingkan kelengkapan fitur online trading serta dukungan yang diberikan masing-masing broker.
Pilihlah broker yang kantornya dekat dengan keberadaan anda. Kenalilah secara pribadi para staf pemasaran dan staf akun ("account officer") dalam perusahaan sekuritas yang akan anda jadikan mitra transaksi saham secara online.
Tampaknya, kaum terpelajar dan berduit di tanah air perlu membaca buku ini agar tak gampang dicap sebagai "katrok" karena buta sama sekali tentang dunia jual-beli saham. Di negara-negara maju, ibu-ibu rumah tangga pun tak asing lagi dengan dunia jual-beli saham lewat dunia maya. (*)
Oleh oleh Mulyo Sunyoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
ada yg tahu..