Palembang (ANTARA News) - Pada era kebebasan pers saat ini dengan media massa bisa diterbitkan relatif mudah, ternyata banyak media itu yang dinilai cenderung hanya mengedepankan misi bisnis saja sehingga meninggalkan idealismenya, kata Wakil Ketua Dewan Pers, Sabam Leo Batubara.
Menurut Sabam Leo, pada Workshop Journalistic & Public Relations Tingkat Nasional 2009 kerjasama Perum LKBN ANTARA Biro Sumsel, Harian Umum Radar Palembang, dan Universitas Bina Darma (UBD), di Palembang, Rabu, menyatakan, idealnya media massa itu harus seimbang antara misi idealis sebagai corong rakyat dan kepentingan bisnis.
Tetapi kini kecenderungan media mengutamakan kepentingan bisnis, sehingga misi sesungguhnya memperjuangan rakyat tidak terakomodasi, kata Leo ketika menjawab pertanyaan peserta workshop yang dibuka Rektor UBD, Prof Ir H Bochari Rachman MSi.
Menurut dia, berbagai pola bisnis media telah diterapkan koran, televisi maupun radio.
Akibatnya, lanjut lulusan IKIP Jakarta itu, penyajian karya jurnalistik pun terbatas, bahkan hanya sekitar 20 persen saja, dngan sisanya cenderung berupa tayangan dan tampilan yang tidak mendidik tetapi menghasilkan dana besar bagi perusahan media tersebut.
Leo mengajak agar publik dapat menyikapi masih minimnya media massa yang memberikan pendidikan dan pencerdasan kepada masyarakat tersebut dengan secara cermat dan cerdas.
Pembaca koran, pendengar radio dan penonton televisi diimbau untuk lebih cerdas dalam memilih media, dan sebaiknya hanya membaca, mendengarkan atau menonton sajian atau tayangan yang berkualitas, kata Leo lagi.
Leo yang telah 38 tahun berpengalaman di bidang jurnalistik itu meyakini, pada era keterbukaan saat ini masyarakat juga menjadi semakin cerdas dan kritis.
Kecerdasan dan sikap kritis yang telah terbangun tersebut, diharapkan mampu berkontribusi dan berperan dalam membangun media yang berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan rakyat negeri ini, ujar dia.
Leo menambahkan, peranan media massa yang sangat strategis tersebut tentunya menjadi salah satu pilar terpenting dalam membangun bangsa ini.
"Pers yang cerdas dan berkualitas menjadi harapan rakyat, sehingga seharunya pers itu mampu menyeimbangkan kepentingan masyarakat dan negara dengan kepentingan bisnisnya," ujar dia pula.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009