Setelah menghadiri rapat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani mengatakan karena BI rate sudah diturunkan maka bank-bank dari efisiensi operasi seharusnya dapat menurunkan suku bunga kredit mereka.
"Tentu saja dengan bank BUMN kita tekankan bahwa kalau mereka efisien dan daya tahan neracanya baik, dia punya ruangan untuk suku bunga kreditnya diturunkan," ujar Sri Mulyani.
Menurut dia, bank-bank BUMN telah beroperasi dalam kebijakan korporasi yang baik dan pemerintah telah membuat rambu-rambu kebijakan perekonomian yang baik sesuai dengan kondisi yang ada.
Sri Mulyani menegaskan, tidak ada beda antara Bank BUMN dan bank-bank komersil yang diharapkan dapat menurunkan suku bunga kredit setelah BI rate diturunkan.
Ia menambahkan, dengan BI rate yang sudah diturunkan menjadi 7,25 persen, seharusnya bank-bank dari sisi efisiensi operasi dapat menurunkan suku bunga kredit mereka.
Apabila resiko perekonomian tidak buruk, lanjut dia, bank-bank seharusnya tidak perlu mencadangkan terlalu banyak sehingga mereka memiliki ruang luas untuk menurunkan suku bunga kredit.
Suku bunga acuan atau BI Rate kini berada di 7,25 basis poin yang merupakan level terendah sejak krisis moneter era 1998.
Sementara patokan bunga kredit kini masih di level 13,79 persen atau selisih 600 basis poin dari BI rate.
Menurut BI, likuiditas perbankan termasuk Pasar Uang Antar Bank (PUAB) makin membaik terindikasi dengan bunga PUAB yang hanya 7,5 persen, sehingga bank seharusnya tak bisa lagi ditekan oleh deposan yang menginginkan bunga dposito tinggi.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009