Jakarta (ANTARA News) - Sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya pedangkalan Sungai Ciliwung, sungai yang selama ini dianggap menjadi sumber banjir di Jakarta.
"Warga terpaksa membuang sampah di sungai karena tempat penampungan yang dulunya disiapkan sudah tidak ada lagi," kata Ketua RT006 RW02 Kampung Pulau, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamaluddin, Rabu.
Ia mengungkapkan, prilaku warga itu sudah berlangsung sejak 2005 silam.
"Dulu, pemerintah menyiapkan bak sampah di pinggir jalan. Namun, karena pemilik toko keberatan bahkan kami menduga ada permainan antara oknum Dinas kebersihan dan pemilik toko sehingga bak sampah itu dipindahkan,"ujar Kamaluddin.
Padatnya pemukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung di Kampung Melayu lanjut dia juga menjadi salah satu penyebab menyempitnya sungai.
"Banyak warga yang bermukim di bantaran sungai sehingga luas Sungai Ciliwung kian sempit. Akibatnya, setiap hujan turun air meluap,"ungkap Ketua RT. 006 tersebut.
Salah satu upaya mengurangi volume sampah di Kampung Melayu khususnya di RW. 02 kata Kamaluddin yakni, warga berinisatif mengangkut sampah melalui jasa warga.
"Untuk mengurangi sampah, dua warga di setiap RW ditugaskan sebagai pembersih sampah yang ada di parit. Mereka diberi upah Rp1000 hingga Rp2000, oleh setiap KK (kepala Keluarga),"ujar Kamaluddin
Warga kata dia berharap, Pemerintah Kota DKI Jakarta segera mengatasi masalah persampahan di Kampung Melayu dengan menyediakan bak sampah.
"Jika tidak, pendangkalan Sungai Ciliwung akan akan terus terjadi. Menurut saya, Pemprov DKI Jakarta harus membuat jadwal pembuangan sampah sehingga tidak menumpuk. Misalnya, setiap warga diminta membuang sampah pada jam-jam tertentu kemudian petugas segera mengambilnya," harap Ketua RT 006 RW. 02, Kampung Pulau, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara tersebut.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009