Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Charta Politika Indonesia Bima Arya Sugiarto mengatakan tokoh politisi lebih baik untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Capres) 2009.

"Tokoh politik lebih baik mendamping SBY pada Pilpres mendatang dari pada teknokrat," kata Bima pada diskusi Cawapres SBY: Politisi atau Teknokrat, di Kantor Charta Politika, di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, ada dua tokoh teknokrat yang digadang akan menjadi pasangan SBY pada Pilpres yakni Sri Mulyani dan Budiono sementara tokoh politik diantaranya Hidayat Nurwahid dan Hatta Rajasa.

Ia menyebutkan, ada tiga kriteria yang dibutuhkan uhtuk mendampingi SBY yakni pertama bisa memenangkan Pilpres 2009, kedua pemerintahan yang efektif dan suksesi 2014.

Menurutnya, jika melihat kriteria pertama, tokoh teknokrat tidak memiliki basis massa. Sementara tokoh politik memiliki massa hingga akar rumput.

Selain itu SBY juga harus mempertimbangkan citra personal pendampingnya itu berasal dari luar jawa.

Secara ideologi SBY yang lebih condong ke Amerika Serikat (AS) akan mencari calon wakil presiden (cawapres) yang netral atau tidak pro ke AS.

Pendamping SBY juga harus mampu menjalankan pemerintahan yang efektif salah satunya menjalin hubungan baik dengan parlemen dan menjaga kondisi internal pemerintahan.

"Tokoh teknokrat tidak memiliki tiga kriteria itu," kata Bima.

Sementara itu peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi mengatakan SBY masih menjadi tokoh populer.

Menurutnya berdasarkan hasil survei pada 19-26 April 2009 di 33 provinsi di Indonesia dengan 2000 sampel SBY masih menduduki posisi teratas pilihan warga siapapun tokoh politik maupun teknokrat yang menjadi pasangannya pada Pilpres 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009