Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif Antasari Azhar yang menjadi tersangka kasus pembunuhan Dirut PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasruddin Zulkarnaen, selama ini dikenal sebagai sosok panutan.

"Saya sangat sedih, beliau dituduh menjadi otak pembunuhan Nasrudin. Kami yakin, tindakan bodoh itu tidak mungkin dilakukan. Beliau sosok panutan kami," kata jaksa fungsional Kejaksaan Agung Ida Husty Latief di Mapolda Metro Jaya, Selasa, sebelum menjenguk mantan atasannya itu.

Menurut Ida, Antasari di mata anak buahnya baik ketika menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di Sumatra Barat maupun di Kejaksaan Agung, tidak pernah memperlihatkan tindakan yang tercela, termasuk bersikap genit terhadap bawahannya atau perempuan di luar kantornya.

"Jadi, sangat tidak masuk akal jika dituduhkan terlibat kasus cinta segitiga," ujarnya sambil mengusap air matanya.

Dikatakan, sebagai bukti simpatik terhadap atasannya itu, ia mengunjungi Antasari di rumah tahanan narkoba Mapolda Metro Jaya. Sebelum menjenguk mantan atasannya, secara kebetulan bertemu dengan kuasa hukum Antasari, Juniver Girsang dan akhirnya bersama-sama menjenguk lelaki kelahiran Bangka Belitung, 18 Maret 1953.

Mengenai kondisi kesehatan Antasari, baik Ida maupun Juniver mengatakan, anak keempat dari 15 bersaudara itu dalam kondisi sehat.

Hal senada dikemukakan saudara kandung Antasari, Alirman Azhar (62) yang juga hadir di Mapolda Metro Jaya berselang beberapa jam dengan Ida. Menurutnya, kondisi kesehatan Antasari baik.

Mengenai tuduhan yang diarahkan kepada adiknya sebagai otak pembunuhan Dirut PT PRB dan terlibat cinta segitiga, ia mengatakan, hal itu tidak benar, karena selama ini, sosok Antasari merupakan sosok panutan keluarga.

"Dia taat beribadah, dan menjadi sosok panutan keluarga. Jadi, sangat mustahil melakukan tindakan seperti itu," kata Alirman, kakak tertua Antasari.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009