Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa pelaksanaan rasionalisasi dan konsolidasi anak usaha BUMN dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan induk.
"Rasionalisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan efektivitas operasional dan tata kelola bisnis yang optimal guna memberikan nilai tambah bagi negara," ujar Erick Thohir melalui video konferensi di Jakarta, Jumat.
Ia menyampaikan hal itu dilakukan karena sebelumnya banyak anak usaha BUMN yang memiliki kesamaan portofolio bisnis dan juga kurang optimal dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan induk.
Baca juga: Pertamina rasionalisasi 25 anak/cucu perusahaan, dilakukan dua tahap
Dalam proses rasionalisasi dan konsolidasi itu, lanjut dia, pihaknya sudah melakukan kajian panjang. Proses penyederhanaan itu sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir 2019 dan terus berjalan hingga saat ini.
Dalam prosesnya, Menteri BUMN menekankan kepada perusahaan plat merah untuk sebisa mungkin meminimalisir pengurangan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).
Erick mengatakan masing-masing BUMN juga telah menyiapkan strategi dan skenario rasionalisasi dan konsolidasi terhadap karyawan, antara lain melalui optimalisasi dan alih tugas antar anak perusahaan maupun dengan perusahaan induk.
"Kita akan terus berkoordinasi dengan masing-masing BUMN guna memastikan bahwa proses ini dijalankan dengan berpedoman pada Undang-Undang Ketenagakerjaan serta peraturan lain yang berlaku," kata Erick.
Baca juga: Garuda rasionalisasi enam cucu perusahaan, termasuk Garuda Tauberes
Ia menyebutkan beberapa BUMN yang akan dan sedang melakukan rasionalisasi dan konsolidasi, diantaranya PT Pertamina (Persero). Saat ini, Pertamina memiliki 25 perusahaan yang non aktif dan siap untuk dilakukan rasionalisasi.
Dari 25 perusahaan itu, Erick mengemukakan, empat perusahaan sudah berstatus Dalam Likuidasi (DL), tiga perusahaan diusulkan untuk likuidasi, dan 1 perusahaan diusulkan untuk divestasi.
"Sehingga dalam jangka pendek pada tahun 2020 akan ada rasionalisasi sejumlah delapan perusahaan. Proses rasionalisasi ini akan terus berlanjut setelah tahun 2020," paparnya.
Selain itu, lanjut dia, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (Persero), yang akan melakukan konsolidasi terhadap 20 anak perusahaan yang memiliki kesamaan portofolio ataupun yang saat ini masih kurang optimal dalam memberikan nilai tambah menuju digital telco, dimana akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2021
Dan PT Garuda Indonesia. Disampaikan, Garuda saat ini sedang melakukan "refocusing back to core business". Oleh karena itu, Garuda akan merasionalisasi enam cucu perusahaan yang operasionalnya belum optimal dalam memberikan return dan nilai tambah bagi Garuda Indonesia Grup.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020