Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mengatakan kontraksi ekonomi dunia bergerak melambat dilihat dari mulai membaiknya indikator perekonomian belakangan ini.

"Bank Indonesia mencermati perekonomian dunia masih mengalami kontraksi, meskipun dengan laju melambat," demikian hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang disampaikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Dyah NK Makhijani, di Jakarta Senin.

Perlambatan kontraksi bisa dilihat dari indikator membaiknya indeks pasar saham dunia dan spread (rentang jarak) premi risiko yang turun tajam.

BI menilai, kondisi ini telah mendorong kembalinya modal masuk ke emerging market termasuk Indonesia. Rupiah pun terdorong menguat, demikian juga dengan indeks harga saham gabungan, dan membaiknya imbal hasil surat utang negara.

Membaiknya ekonomi dunia juga mendorong kinerja ekspor lebih baik dibandingkan prediksi semula. Pertumbuhan dalam negeri, Bank Indonesia meyakini berada pada kisaran 3 hingga 4 persen, sedangkan inflasi berada pada kisaran 5 sampai 7 persen.

BI menilai perbankan masih kuat dan stabil dengan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 17,4 persen dan kredit bermasalah (NPL) masih terkendali di bawah lima persen.

Perdagangan di bursa dunia membaik, pada Senin misalnya indek harga saham Hangseng ditutup naik 3,32 persen. Para dealer mengatakan pulihnya harapan terhadap alur pemulihan ekonomi telah memberikan sentimen positif.

Harga saham Hong Kong, pada Selasa, dibuka menguat 1,11 persen dengan indikator utama bursa indeks Hang Seng naik 181,09 poin menjadi 16.562,14 dalam menit-menit pertama perdagangan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia (BEI) ketika pasar dibuka Selasa, langsung naik 1,03 persen karena pembelian saham oleh pelaku pasar lokal maupun pelaku asing masih berlanjut.

Pada penutupan perdagangan Senin waktu AS, indeks Dow Jones menguat tajam hingga 214,33 poin atau 2,61 persen ke level 8.426,74. Indeks Standard & Poor`s 500 juga menguat 29,72 poin atau 3,39 persen ke level 907,24 dan Nasdaq menguat 44,36 poin 2,58 persen ke level 1.763,56.

Sementara itu, rupiah dalam pekan ini terus membaik. Nilai tukar rupiah menjadi Rp10.400/10.420 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.490/10.500.

Sedangkan berdasarkan kurs nilai tengah Bank Indonesia selam hampir sepekan, sejak Rabu (29/4), rupiah telah menguat lebih dari Rp400. Pada Rabu (29/4), rupiah berada di 10.859, namun pada Selasa (5/5) rupiah telah berada di 10.415 per dolar AS.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009