Makassar (ANTARA News) - Puluhan dari ribuan mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut pencabutan UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) di Makassar, Senin, ditahan setelah terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
Mahasiswa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM) paling banyak diamankan oleh aparat.
Polisi dari Polwiltabes Makassar beserta jajarannya, membubarkan secara paksa unjuk rasa ribuan mahasiswa dari gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa se Makassar, yang meminta Gubernur Sulsel bertemu dengan mahasiswa.
Namun Gubernur, Wakil Gubernur serta Sekretaris Provinsi tidak berada ditempat, sehingga unjuk rasa mahasiswa yang tadinya lancar, mulai mengarah ketindak anarkis.
Apalagi setelah mahasiswa dalam satu komando menerobos barikade aparat yang disertai dengan beberapa lemparan yang mengenai aparat.
Tidak lama setelah itu terdengar suara tembakan dari aparat, serta hujan lemparan batu dan kayu dari mahasiswa dibalas dengan tembakan gas air mata dari aparat, membuat demonstran berhamburan dan mencari selamat.
Aparat segera menangkapi satu persatu para mahasiswa dan cukup banyak mahasiswa cedera.
Kapolwiltabes Makassar, Kompol Burhanuddin Andi yang tiba di lokasi sekitar lima menit pasca bentrokan langsung menemui mahasiswa yang ditahan.
"Mereka dibawa ke Mapolwiltabes untuk diintrogasi. Kita amankan dan cari tahu siapa penggeraknya," ujarnya.
Burhanudding mengatakan, mahasiswa yang tertangkap akan diperiksa sejauh mana keterlibatannya dalam demo yang berakhir anarkis ini.
"Kita akan periksa untuk melihat sejauh mana keterlibatannya. Yang tidak terbukti akan kita lepaskan," ujarnya.
Tim Dokpol dari Polda Sulsel sekitar 30 menit pasca bentrok langsung memberikan penanganan medis pada mahasiswa maupun aparat yang terluka dalam insiden ini.
Saat digiring satu persatu ke mobil tahanan oleh Satpol PP, sebagian dari mahaiswa berteriak, "hidup mahasiswa, hidup rakyat, cabut UU BHP sekarang juga". ***1***
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009