Depok (ANTARA News) - Calon anggota legislatif tingkat Provinsi Jawa Barat dari Partai Demokrat, Nirwati Rony, merasa diperlakukan tidak adil sehingga merugikan pencalonannya dalam pemilu legislatif lalu.

"Suara saya banyak yang hilang sehingga memupuskan harapann saya untuk duduk di DPRD Provinsi," kata Nirwati di Depok, Senin.

Ia mencontohkan, suaranya di TPS di Pondok Tirta Mandala, Sukmajaya, banyak yang hilang dan hanya terhitung saja, padahal anggota keluarganya yang memilihnya saja ada 10 orang.

"Ini kan aneh, ke mana suara keluarga saya tersebut," tanyanya sambil menyatakan kejadian itu kemungkinan juga terjadi di TPS-TPS lainnya. "Ini kecurangan yang harus diusut."

Ia menduga partai pengusungnya sendiri telah mencuranginya ketika penghitungan suara di TPS.

"Saya menduga ada dua saksi dari Partai Demokrat yang mendapatkan uang agar suara saya dipindahkan ke caleg lain," katanya.

Dugaan kecurangan tersebut telah dilaporkan kepada Panwaslu Kota Depok, namun hingga saat ini tidak ada tindakan apa pun dari Panwaslu.

Sementara itu, suami Nirwati, Rony Djuanedi yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PD, mengatakan, banyak caleg titipan di Partai Demokrat.

Menurut dia, caleg titipan tersebut lebih diutamakan oleh partai untuk duduk menjadi anggota dewan, jadi caleg lain tidak diperhatikan.

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Depok, Muttaqin menengarai ada jual beli suara oleh partai yang hanya meraih suara kecil.

"Jual beli suara merupakan modus yang digunakan partai-partai yang kritis posisinya atau caleg yang kritis suaranya," kata Mutaqin. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009