Jakarta (ANTARA News) - Indonesia sebagai negara ketiga terbesar pengekspor kakao dan biji cokelat ke manca negara, berpartisipasi dalam Festival Cokelat di Belfort Brugge-Belgia, 1 - 4 Mei 2009.
Diplomasi pangan melalui kakao dan biji cokelat tersebut, menurut keterangan Departemen Luar Negeri di Jakarta, Senin, melengkapi diplomasi produk laut Indonesia yang menembus keseharian warga Belgia.
Kakao dan biji cokelat Indonesia menjadi bagian kehidupan konsumsi masyarakat Belgia.
Menurut Dewi Kusumastuti, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Brussels, kakao dan biji cokelat yang diimpor dari Indonesia dan diolah secara alami itu, tidak saja menjadi produk industri Belgia tapi lebih dari itu menjadi produk seni, ekonomi kreatif, yang membuka aneka lapangan kerja bagi warga Belgia.
Eropa adalah konsumen kakao dan produk cokelat terbesar yang akan mencapai 40 persen konsumsi global kakao di tahun 2010. Proyeksi pertumbuhan konsumsi mencapai 1,7 persen per tahun dan mencapai 1,4 juta ton kebutuhan, dari total 3,2 juta ton permintaan dunia.
Indonesia tercatat negara pengekspor kakao atau biji cokelat ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana.
Produksi kakao Indonesia diproyeksikan akan tumbuh 3,5 persen per tahun dan mencapai angka produksi rata-rata 650-750 ribu ton, atau sekitar 16 persen dari produksi global di tahun 2010.
Kakao menjadi penyumbang devisa terbesar ke tiga di sektor pertanian, setelah karet dan kelapa sawit, dengan nilai 668 juta dolar AS dan membuka lapangan kerja bagi 800 ribu keluarga petani kakao.
Melalui kakao dan produk cokelat, Indonesia tidak hanya dikenal, namun produk cokelat ini seharusnya mampu menjadi produk seni yang bernilai tambah bagi lapangan pekerjaan dan devisa negara.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009