Jakarta (ANTARA News) - Ketua Bidang Substansi Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) Syamsul Maarif mengatakan belum ada negara peserta yang membatalkan kehadirannya di konferensi itu terkait merebaknya virus flu babi di sejumlah negara.
"Kalau membatalkan belum ada, tapi sudah ada beberapa peserta yang menanyakan soal kesiapan kita dalam menangani penyebaran flu babi tersebut," kata Syamsul yang juga merupakan Ketua Sekertariat Sementara KTT Prakarsa Segitiga Terumbu Karang Regional (Coral Triangle Initiative Summit).
Ia mengatakan, panitia telah membahas tentang kekhawatiran terganggunya Konfrensi Kelautan Dunia dan KTT Prakarsa Segitiga Terumbu Karang akibat merebaknya virus flu babi.
Pemerintah telah menyiapkan detektor panas tubuh di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, dan pelabuhan-pelabuhan laut di Manado.
Menurut dia, kebanyakan peserta konferensi akan datang melalui Bandar Udara Internasional Changi, Singapura, yang penjagaannya dikenal ketat, dan itu menguntungkan Indonesia.
"Memang ada yang masuk dari Bali, tapi Ngurah Rai sendiri sudah siap dengan detektornya. Ada juga yang melalui laut karena itu disiapkan juga di pelabuhan-pelabuhan laut di Manado," kata Syamsul yang juga merupakan Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Sementara itu, menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, pemerintah menerapkan prosedur tetap pengendalian penyakit influenza A subtipe H1N1 baru, untuk memastikan keamanan WOC pada 11 hingga 14 Mei di Manado.
"Ada proses screening dan tata laksana di bandara untuk menangani kedatangan penumpang yang dicurigai menderita flu Meksiko atau terinfeksi virus influenza A H1N1," kata Menkes.
Penumpang yang dicurigai terinfeksi virus influenza A H1N1, kata dia, akan diperiksa di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan kemudian dibawa ke rumah sakit rujukan.
"Setiap pendatang yang dicurigai, wajib mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia demi mencegah perluasan penyakit ini".
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan tenaga kesehatan maupun rumah sakit rujukan untuk pengendalian penyakit itu. Para dokter dan tenaga kesehatan di poliklinik dan rumah sakit setempat sudah mendapatkan wawasan tentang penanganan influenza A H1N1.
Ia pun menegaskan ruang isolasi khusus terbatas pun sudah disediakan di tempat kejadian terdiagnosis dan rumah sakit rujukan yang dalam hal ini Rumah Sakit Kandouw.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009