Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Paguyuban Keluarga Besar Ngayung (PKBN) Al-Hikmah asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Hartono mengimbau kepada anggota paguyuban di seluruh Jabodetabek untuk menunda mudik Lebaran di saat merebaknya wabah COVID-19.
"Imbauan ini sudah kami sampaikan agar semua anggota melakukan physical distancing untuk sementara waktu mulai dari seluruh kegiatan sosial, arisan, termasuk juga mudik,” ujarnya saat diwawancara di Jakarta pada Kamis.
Baca juga: Pemerintah siapkan bantuan sosial bagi masyarakat yang tidak mudik
Hartono mengatakan imbauan ini sudah dikomunikasikan melalui grup di media sosial, yaitu berupa instruksi agar anggota tetap waspada dan selalu berhati-hati dengan orang yang dianggap asing, selalu menjaga jarak dan tetap berada di rumah jika tidak memiliki kepentingan untuk keluar.
“Kami juga berusaha untuk memberikan pengetahuan terkait apa saja bahayanya COVID-19 ini bila sampai terinfeksi kepada sesama serta pesan agar anggota tetap menjaga kebersihan yang harus dimulai dari diri sendiri,” katanya.
Hartono juga menyebutkan, keanggotaan paguyuban saat ini sebanyak 389 kepala keluarga dan menyebar di 24 wilayah di Jabodetabek.
Ia mengaku saat ini komunikasi antaranggota paguyuban dirasa masih kurang efektif. Pasalnya mayoritas anggota adalah pengusaha kecil yang sehari-hari masih sibuk bekerja mencari nafkah.
Baca juga: Pemerintah tidak larang mudik, tapi warga diimbau tak pulang kampung
Lebih lanjut Hartono mengatakan usaha anggota PKBN Al-Hikmah sendiri juga sangat bervariasi dan akibat COVID-19 ini memang sangat berpengaruh pada pendapatan. Maka beberapa diantaranya masih ada yang tetap menjalankan usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Kebanyakan dari kami adalah pengusaha warung kaki lima, sisanya merupakan TNI atau Polri dan sudah banyak yang keluarganya menetap di sini. Sedangkan yang di Lamongan hanya sanak saudara jadi untuk pengiriman uang atau sembako tergantung kondisi,” ujarnya.
Ia lebih lanjut mengatakan beberapa anggota dari PKBN Al-Hikmah sendiri masih ada yang berusaha melakukan mudik meskipun sudah mendapat imbauan.
“Kalau sudah terlanjur dan ada yang seperti itu kami akan memberikan informasi kepulangannya kepada kepala desa sehingga orang tersebut diperiksa oleh Dinas Kesehatan setempat,” kata dia.
Baca juga: Pemudik yang masuk wilayah Jawa Barat akan diperiksa kesehatannya
Baca juga: Pemerintah gelontorkan bantuan sosial untuk redam pemudik dari Jakarta
Baca juga: Aliansi mahasiswa Jepara berkomitmen tidak mudik karena COVID-19
Pewarta: Zita Meirina dan Zainiya Abidatun
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020