Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada hari Senin seiring harapan bahwa masa terburuk telah berakhir bagi perekonomian global.
Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman pada Juni, naik 20 sen menjadi 53,40 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni meningkat 14 sen menjadi 52,99 dolar AS.
"Ekspektasi bahwa pasar telah menyentuh dasar menyebabkan banyak momentum naik dalam harga, kata Ben Westmore, analis energi pada National Australia Bank.
"Pada saat ini, pasar minyak dan pasar ekuitas sangat berhubungan."
Pasar saham Asia naik pada awal perdagangan Senin menyusul kenaikan saham AS pada pekan lalu.
Sinyal bahwa Amerika Serikat (AS), konsumen energi terbesar di dunia, kemungkinan memukul dasar yang membantu mengangkat harga minyak karena perekonomian yang kuat berarti permintaan energi yang lebih besar.
Pada Jumat, data terbaru menunjukkan bahwa langkah kontraksi sektor pabrik AS pada April tak sebanyak dari yang diperkirakan.
Institute of Supply Management mangatakan indeks sektor manufakturnya, juga dikenal sebagai indeks "purchasing managers" (PMI), naik menjadi 40,1 persen dari 36,3 persen pada Maret, data tertinggi sejak September.
Namun, analis juga mengingatkan bahwa wabah virus influenza A (H1N1) dapat membalikkan pemulihan bagi perekonomian global jika itu makin memburuk dan menyebabkan panik global.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009