Sekelompok pengumpul sampah hari Minggu melemparkan batu dan botol ke polisi karena mengira petugas akan datang menangkapi babi mereka sebagai tindakan berjaga-jaga terhadap virus flu babi.
Polisi Mesir membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah para pengumpul sampah itu.
Sedikit-dikitnya 10 orang terluka dalam bentrokan di Manshiet Nasr, kawasan gubug di pinggiran Kairo.
Warga membakar sampah sebagai perintang jalan bagi polisi. Sumber keamanan mengatakan sebanyak 15 orang telah ditahan.
Tiga polisi juga terluka dalam bentrokan dengan para peternak babi di tempat lain di ibukota Mesir itu.
Mesir, yang pernah dihantam flu burung, telah memerintahkan penyembelihan antara 300 ribu dan 400 ribu babi pada 29 April sebagai tindakan berjaga-jaga terhadap virus flu babi H1N1. Tindakan itu oleh PBB disebut " benar-benar keliru".
Mesir, yang belum melaporkan satu pun kasus flu babi H1N1, mengkhawatirkan virus flu lain dapat menyebar dengan cepat di wilayah mereka dengan sebagian besar dari 80 juta warganya tinggal di Lembah Nil.
Satu sumber keamanan mengatakan polisi datang ke lingkungan Manshiet Nasr, kawasan campuran blok-blok apartemen beton dan bata dan gubug-gubug tambal sulam.
Polisi datang untuk menangkapi babi milik para pengumpul sampah.
Namun sumber lain keamananan mengatakan polisi hanya mengepung lingkungan itu untuk mencegah warga memindahkan dan menyembunyikan binatang.
"Kami selama ini berbakti kepada masyarakat lalu polisi datang dan memutus mata pencaharian kami. Babi-babi itu tidak memiliki penyakit apapun. Ambil saja contoh dari babi-babi itu, dan jika hewan itu mengidap penyakit, kami akan menyembelihnya," warga Manshiet Nasr Marzouk Badr Adli mengatakan setelah bentrokan tersebut.
Virus baru itu --campuran virus babi, unggas dan manusia-- disebarkan oleh orang, bukan babi. Namun, pembasmian babi dapat membantu mengatasi kepanikan masyarakat di negara Arab paling padat penduduk itu.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mengidentifikasi 787 infeksi virus flu babi A/H1N1 di 17 negara, termasuk tetangga Mesir, Israel, dan mengatakan ada 19 kematian yang telah dikonfirmasikan di Mexico.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009