Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi menembus angka Rp10.500 per dolar, akibat aksi beli rupiah oleh pelaku pasar setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi April 2009 deflasi sebesar 0,31 persen.
Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp10.465-Rp10.475 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.585-Rp10.595 atau naik 120 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, laju inflasi April 2009 yang lebih rendah dari bulan sebelumnya memicu pelaku pasar positif terhadap pergerakan rupiah.
Pelaku pasar dengan antusias memburu rupiah sehingga mata uang lokal itu terus bergerak hingga menembus angka Rp10.500 per dolar, ucapnya.
Sentimen positif pasar itu, menurut dia diperkirakan akan masih berlanjut hingga penutupan pasar nanti, karena melihat aksi beli pasar yang cukup besar.
"Kami memperkirakan rupiah akan terus menguat menjauhi angka Rp10.500 per dolar, " ujarnya.
Menurut Edwin Sinaga, kenaikan rupiah diharapkan tidak terlalu cepat, karena kurang menguntungkan bagi eksportir. Boleh saja naik, namun kenaikannya tidak terlalu tinggi seperti yang terjadi pada saat ini, ucapnya.
Kenaikan rupiah itu, lanjut dia sejalan dengan makin membaik kinerja ekonomi Indonesia, meski ekspor menurun, namun hal itu terjadi karena permintaan pasar luar negeri cenderung berkurang.
Karena itu, pemerintah berusaha mencari jalan lain dengan mengalihkan ke pasar Eropa Timur yang masih tumbuh, meski untuk menuju ke sana tidak mudah, katanya.
Ia mengatakan, tembusnya rupiah di level Rp10.500 per dolar sudah diperkirakan sebelumnya, karena pelaku pasar sudah siap menunggu laporan BPS yang cenderung positif.
Karena itu perdagangan di pasar uang saat ini didominasi aksi beli rupiah yang cukup marak, ucapnya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009