Aden, Yaman (ANTARA News) - Tiga orang tewas Ahad, dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pemrotes anti-pemerintah di Yaman selatan, tempat perasaan separatis kuat, kata beberapa pejabat dan saksi mata seperti dikutip Reuters.
Bentrokan tersebut, yang terus berlangsung selama beberapa hari, menyulut seruan yang jarang dilakukan oleh Amerika Serikat bagi diakhirinya kerusuhan yang dikatakannya dapat merusak persatuan di negera miskin itu.
Tetangga Yaman, Arab Saudi --pengekspor terbesar minyak dunia, khawatir ketidakstabilan di Yaman dapat memungkinkannya menjadi tempat peluncuran bagi kebangkitan aksi 2003-2006 oleh gerilyawan Al-Qaeda guna menggulingkan Bani As-Saud, yang memerintah di Kerajaan tersebut dan mendapat dukungan AS.
Beberapa pejabat mengatakan kelompok oposisi menewaskan dua warga sipil dan melukai 20 orang dalam protes di kabupaten Raffan, provinsi Lahej, di dekat Aden di Yaman selatan. Seorang anggota oposisi, Partai Sosialis, dan penduduk setempat mempertahankan diri mereka dari pemboman pemerintah atas desa dan lahan pertanian. Seorang pemrotes tewas di Dalea ketika satu granat meledak dalam apa yang tampak sebagai kecelakaan.
Bashrahil Hisham Bashrahil, manager kelompok yang menyiarkan Al-Ayyam, mengatakan pihak berwenang menyita beberapa eksemplar surat kabar tersebut Ahad pagi dan menahan beberapa pegawai.
Ia mengatakan dalam satup pernyataan bahwa surat kabar yang berpusat di Aden tersebut menghadapi tekanan pemerintah dalam beberapa pekan belakangan sehubungan dengan penyiaran gambar bentrokan.
Yaman sedang memerangi serangan yang rutin terjadi oleh gerilyawan Al-Qaeda dan aksi perlawanan Syiah Zaydi di bagian utara dan berjuang menyeimbangkan wewenangnya menghadapi aksi sebagian suku.
Laman Internet pemerintah "September 26", Ahad, melaporkan bahwa seorang tersangka anggota Al-Qaeda yang dilaporkan bernama Ahmed al-Matghish dan secara tak sengaja meledakkan dirinya sewaktu ia menyiapkan peledak di Provinsi Abyan di Yaman selatan. Ia berada dalam daftar orang yang dicari.
Bentrokan meletus satu pekan lalu saat pawai oposisi guna memperingati perang saudara 1994. Dalam peristiwa tersebut, pasukan yang dikomandani oleh Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh memadamkan aksi separatis wilayah selatan.
Wilayah Yaman Selatan dan Utara, yang terpisah, bersatu di bawah kesepakatan politik rapuh pada 1990 tapi penduduk di bagian selatan, tempat keberadaan kebanyakan instalasi minyak di negeri itu, terus mengeluh bahwa mereka tersingkirkan.
Yaman juga adalah pemain dalam upaya internasional guna menghentikan perompakan. Perompak Somalia telah membajak kapal yang melewati Teluk Aden, jalur pelayaran penting bagi minyak dan barang, mengumpulkan jutaan dolar AS dan membuat AS serta pemerintah lain mengirim kapal patroli ke daerah itu.
"Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sana`a memandang dengan keperihatinan beberapa laporan mengenai meningkatnya bentrokan politik di wilayah Yaman selatan. Amerika Serikat mendukung Yaman, yang demokratis, bersatu dan stabil," demikian antara lain isi pernyataan Kedutaan Besar AS.
"Kami menyeru pemerintah Yaman, semua partai politik, organisasi masyarakat sipil dan semua warga yang terkait di Yaman agar melakukan dialog guna mengidentifikasi dan menangani keprihatinan," katanya.
Yaman, negara nenek-moyang pendiri Al-Qaeda Osama bin Laden, bergabung dalam perang AS melawan teror setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009