"Mereka dari perguruan pencak silat iblis asal Kecamatan Malo, sekarang delapan yang diduga sebagai pelaku kerusuhan diamankan di Mapolres Bojonegoro,"kata Kapolsek Kecamatan Ngasem, AKP Aruman, kepada ANTARA, Minggu.
Aruman mengaku tidak hapal nama-nama, delapan remaja yang diduga sebagai pelaku kerusuhan di pertunjukan band Djarum 76, Sabtu (2/5), yang mengakibatkan, Muhammad Agus AU (17),warga Desa Ngambon, Kecamatan Ngambon, tewas terkena lemparan batu dan sejumlah penonton lainnya menderita luka-luka.
Menurut Aruman, para penonton yang mengamuk dengan melempari batu dan membawa pedang tersebut dari perguruan Pencak Silat Iblis yang membalas dendam, karena pernah bentrok dengan anggota sebuah perguruan pencak silat ternama di Bojonegoro, sekitar dua tahun yang lalu.
Karena itu, dalam ajang parade band remaja di alun-alun tersebut, perguruan pencak silat Iblis berusaha membalas dendam. "Korban Muhammad Agus AU itu dari perguruan pencak silat lawan dari para pelaku,"katanya menjelaskan.
Sementara itu, data yang diperoleh ANTARA, diantara delapan remaja yang diduga sebagai pelaku kerusuhan yang diamankan di Mapolres masih dimintai keterangan. Diantara mereka yaitu, Huda, Yakin dan Patke, ketiganya warga Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem.
Sementara itu, Kapolres Bojonegoro, AKBP Agus S. Hidayat yang dimintai konfirmasi, lewat Kasat Reskrim Polres, Aiptu Andi Sinjaya, menyatakan, polisi masih mengusut kejadian itu dan belum menetapkan mereka yang diamankan di Mapolres sebagai tersangka.
"Kami masih memintai keterangan mereka," katanya.
Dalam kejadian kerusuhan pertujukan band tersebut, seorang penonton . Djianto (18), warga Desa Kacangan, Kecamatan Tambakrejo, menderita luka bacok pada tangan kirinya hingga patah dan terpaksa harus menjalani rawat inap di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
Penonton lainnya yang menderita luka-luka Andik Suyitno (18), warga Ngambon, Kecamatan Ngambon,Elton (19),warga Desa Sengon,Kecamatan Ngambon, Jaelani (19), warga Desa Mbutoh, Kecamatan Ngasem, Budi Santoso (18), warga Desa Dolokgede, Kecamatan Ngambon dan Andi, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Tambakrejo.
"Anggota perguruan pencak silat yang mengamuk itu pusatnya di Kecamatan Malo," tegasnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009