Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan imbauan tidak shalat berjamaah di masjid selama wabah COVID-19 sejatinya memindahkan masjid ke rumah.
"Ini bukan meniadakan masjid, tapi memindahkan masjid ke rumah. Hadirkan masjid ke dalam diri," kata Din kepada wartawan di Jakarta, Kamis, menanggapi fenomena masjid yang tidak digunakan shalat berjamaah untuk sementara karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Warga NU di Surabaya diimbau shalat lima waktu berjamaah di rumah
Baca juga: PDM Surabaya imbau masjid-mushola tidak selenggarakan shalat berjamaah
Menurut mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, shalat berjamaah saat ini tetap bisa dilakukan, tetapi dengan jumlah orang yang terbatas misalnya di lingkungan keluarga.
Alasannya, kata dia, walau bagaimanapun shalat wajib yang dilakukan secara bersama-sama adalah lebih afdhal daripada dilakukan sendiri meski dipraktikkan di lingkungan kecil, seperti di skala rumah. Minimal shalat jamaah adalah dua orang.
"Agar jarak di antara kita itu dua meter. Agar menaati anjuran, ketentuan jaga jarak hindari kerumunan. Dasar itulah, daerah dimana wabah corona meninggi, shalat jamaah bisa di rumah," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah tidak keluarkan larangan shalat berjamaah di masjid
Baca juga: Arab Saudi hentikan shalat berjamaah di masjid akibat virus corona
Din mengajak kedisiplinan warga, sehingga mata rantai penularan COVID-19 dapat terputus meski keadaan terus berkepanjangan, bahkan mungkin sampai Ramadhan. Pada bulan puasa yang memiliki keutamaan pahala, terdapat banyak amalan yang dapat dilakukan meski tanpa dilakukan dalam kerumunan.
"Untuk sementara waktu hindari ini, jika ini berlanjut sampai Ramadhan," katanya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020