Kolombo (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 64 warga sipil tewas dan 87lainnya luka-luka pada hari Sabtu akibat serangan di rumah sakitterakhir yang tersisa di di Sri Lanka timur laut, situs Internetpro-pemberontak melaporkan.
Tamilnet.com mengatakan pasukanpemerintah melempaskan dua tembakan meriam yang mengenai rumah sakitdi Mulliavaikal di distrik Mullaitivu, tiga hari setelah lokasitersebut diberitahukan ke militer melalui Komisi Palang MerahInternasional (ICRC).
Belum ada komentar dari ICRC tapi militer membantah telah menyerangtempat tersebut. Akses ICRC ke zona pertempuran selama ini dibatasi.
"Kami tidak melakukan serangan, tapi kami mendengar satu suarakeras di dalam zona larangan-serangan dan itu mungkin tembakan gagaldari Macan Tamil," jurubicara militer Udaya Nanayakkara mengatakan.
Tuduhan dan pernyataan balasan oleh kedua belah pihak tidak dapatdibuktikan karena tidak ada pengawas independen di daerah konflik danpemerintah menolak seruan internasional untuk membolehkan akseskemanusiaan netral.
Laporan terakhir mengenai korban sipil terjadi ketika utusan khususJepang untuk Sri Lanka Yasushi Akashi mengadakan pembicaraan denganPresiden Mahinda Rajapakse mengenai krisis kemanusiaan.
Seorang jurubicara presiden mengatakan Akashi telah diberitahu bahwapemerintah ingin Macan Tamil menyerah dan membolehkan sekitar 20.000warga sipil yang masih terperangkap di wilayah kecil pantai itu untukpergi dengan aman.
Kementerian pertahanan Sri Lanka Sabtu menolak gambar satelit yangdikeluarkan oleh PBB yang mendukung tuduhan bahwa pasukan keamanantelah menembak sebuah tempat sipil bulan lalu.
Kementerian pertahanan mengatakan tuduhan itu, yang berdasar padagambar udara PBB yang disiarkan di situs Internet UNOSAT dan telahdigunakan di beberapa saluran televisi asing, tidak memiliki validitasilmiah.
Gambar itu menunjukkan sejumlah lubang yang terbentuk di dalam zonatersebut antara 15 dan 19 April, hari sebelum militer menembuspertahanan Macan Tamil dan warga sipil mulai mengalir keluar.
"Citra gambar itu cukup jelas dan menunjukkan waktu, jadi siapapundapat mempelajari dan membandingkannya," kepala unit pemetaan diUNOSAT, Einer Bjorge, mengatakan pada jaringan televisi Al Jazeera.
Sri Lanka secara konsisten membantah telah menggunakan senjata beratterhadap daerah-daerah berpenduduk-sipil dan pekan lalu mengumumkannegara itu telah memerintahkan pasukan keamanan untuk tidak menggunakansenjata keliber berat dan serangan udara.
Sekutu politik Tamil penting partai yang berkuasa, Front PembebasanTamil Bersatu, telah minta pemerintah untuk mengatur bagi Macan Tamiluntuk meletakkan senjata dan menyerah pada satu badan internasional.
PBB memperkirakan sebanyak 50.000 warga sipil terperangkap di jalurpantai sempit tempat Macan Tamil akan mengadakan pertahanan terakhir.Pasukan pemerintah mengatakan hanya sekitar 20.000 orang yang masihtinggal di tempat itu.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009