Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir meminta tidak mengadu domba atau membenturkan dirinya dengan Ketua Majelis Pertimbangan Parta (MPP) Amien Rais yang juga mantan Ketua Umum PDP PAN.

"Jangan benturkan saya dengan Pak Amien Rais. Jangan adu domba saya dengan Pak Amien," kata Soetrisno dalam pidatonya saat membuka rapat kerja nasional PAN beragendakan memilih mitra koalisi PAN dan penentuan bakal calon wakilpresidennya. di Yogyakarta, Sabtu.

Soetriso tidak menjelaskan mengapa ia meminta para sejawatnya di PAN untuk tidak mengadu domba dirinya dengan Amien Rais.

Baru-baru ini Amien Rais mengadakan pertemuan dengan DPW-DPW PAN di Yogyakarta untuk membicarakan arah koalisi dan siapa calon presiden yang akan diajukan PAN.

Dalam pertemuan tersebut Soertisno Bachir tidak hadir, juga Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan.

Dalam pertemuan itu Amien Rais mengatakan PAN harus berkoalisi dengan pemenang Pemilihan anggota legislatif 9 April 2009 karena tidak pantas berkoalisi dengan partai-partai politik yang kalah.

Sementara itu Soetrisno membantah isu telah menerima uang sogok sebesar 2 juta dolar AS dalam rangka Pemilihan Presiden 8 Juli 2009.

Ketua umum PAN mengingatkan seluruh jajaran partai itu untuk kompak dan menjaga persatuan kesatuan sehingga tidak memungkinkan pihak-pihak lain untuk memecah belah partai intu.

"Jangan sampai ada pihak-pihak luar yang memecah belah kita," katanya mengomentari hasil Pemilu Legislaif 9 April.

Ia mengaku selalu berkomunikasi dengan Amien Rais dalam membicarakan berbagai persoalan penting. "Saya dan Pak Amien Rais akan terus menjaga integritas PAN."

Usai pembukaan rakernas ini, satu organisasi di bawah PAN bernama Himpunan Profesi Angkutan Nasional mendesak PAN untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat dan menetapkan Hatta Rajasa sebagai pendamping Susilo Bambang Yudhoyono untuk masa bakti 2009-2014.

"Kami memilih Hatta Rajasa karena dia tinggal satu langkah lagi menuju istana," kata Ketua Umum Himpunan Profesi Angkutan Nasional, Kadir Tuasamo. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009