Nunukan (ANTARA) - Jumlah penumpang yang menggunakan jasa kapal Pelni di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengalami penurunan hingga 50 persen sejak sebulan terakhir sebagai dampak pandemi virus corona baru (COVID-19).
General Manager PT Pelni Cabang Nunukan, Alex di Nunukan, di Nunukan, Rabu, mengakui akhir-akhir ini jumlah penumpang yang naik di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan menurun hingga 50 persen.
Penurunan jumlah penumpang itu, kata dia, karena adanya kekhawatiran masyarakat terhadap terjangkitnya virus corona sehingga tidak melakukan perjalanan keluar daerah.
Apalagi, katanya, penumpang dari Pelabuhan Tunon Taka Nunukan sebagian besar kalangan TKI dari Negeri Sabah, Malaysia.
Sejak Pemerintah Malaysia menutup akses keluar masuk negaranya, katanya, TKI di negara itu tidak bisa pulang ke Indonesia karena adanya kebijakan denda 1.000 ringgit Malaysia jika ditemukan keluyuran di luar rumah.
Alex menyebutkan setiap keberangkatan armada PT Pelni, rata-rata jumlah penumpang kurang dari 300 orang.
Baca juga: Pekanbaru Rapid Test serentak pada Kamis untuk TKI dari Malaysia
Padahal, sebelum penutupan akses keluar masuk Malaysia jumlah penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka rata-rata 500 orang setiap armada.
PT Pelni yang berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, yakni KM Lambelu dan KM Bukit Siguntang dengan tujuan akhir Pelabuhan Maumere dan Larantuka.
Penutupan Pelabuhan Larantuka Kabupaten Flores Timur juga berdampak terhadap penurunan jumlah penumpang menggunakan armada PT Pelni.
Alex menyatakan penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Tunon Taka hanya mengandalkan TKI dari Sabah.
Sebab, katanya, masyarakat Kabupaten Nunukan yang melakukan perjalanan keluar daerah relatif sedikit.
"Jadi, penyebab utama menurunnya jumlah penumpang yang menggunakan armada PT Pelni adalah isu virus corona," katanya.
Baca juga: Kemnaker antisipasi kepulangan pekerja migran RI terkait COVID-19
Baca juga: Pelni sosialisasi pencegahan penyebaran Virus Corona di kapal
Pewarta: Rusman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020