Caracas (ANTARA News) - Polisi Venezuela menggunakan peluru-peluru karet, gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pawai oleh serikat-serikat buruh dan partai politik yang menentang Presiden Hugo Chavez, Jumat.
Chavez yang sosialis meningkatkan tekanan terhadap para penentang dalam beberapa bulan terakhir setelah mereka meraih kemenangan di beberapa negara bagian kunci dan kota, termasuk Caracas dalam pemilihan regional tahun lalu.
Aksi unjuk rasa pada Jumat untuk menandai Hari Buruh Internasional dan protes terhadap tekanan-tekanan pemerintah atas kelompok oposisi dipatahkan oleh polisi setelah satu kelompok kecil berusaha menyingkirkan penghalang.
Para pengunjuk rasa berlarian menghindari gas air mata dan semprotan air dan tembakan peluru karet ke udara.
"Pengawal nasional terpaksa membubarkan mereka dengan gas air mata dan kami takkan membiarkan tindakan kekerasan. Jalan-jalan ini milik rakyat bukan oligarki," kata Chavez dalam satu pidato di hadapan peserta pawai besar yang diadakan pemerintah beberapa blok dari tempat-tempat bentrokan.
Gambar-gambar televisi memperlihatkan polisi mendorong ratusan pengunjuk rasa oposisi mundur dari jalan-jalan di Caracas tengah dengan sedikitnya satu orang diusung karena pingsan.
"Mengapa satu kelompok diizinkan berpawai di tempat yang mereka inginkan, sementara warga Venezuela lain menghadapi barikade dan kawat berduri?" tanya Walikota Caracas Antonio Ledezma.
Banyak pengunjuk rasa anti pemerintah membawa poster bergambar pemimpin oposisi utama Manuel Rosales. Ia memperoleh suaka politik di Peru pekan ini setelah meninggalkan Venezuela menghindari tuduhan-tuduhan korupsi yang dia katakan bermotif politik.
Pemerintah telah mengambil langkah membatasi kekuasaan gubernur dan walikota oposisi tahun ini, menghapus kendali pelabuhan udara, rumah sakit dan pasukan kepolisian Caracas.
Satu undang-undang baru memperlemah Ledezma dengan membagi dua kota Caracas. Pada Kamis polisi dan tentara menggunakan gas air mata dan menambakkan peluru ke udara ketika merebut pusat kesehatan yang dikuasai walikota oposisi itu di luar kota Caracas.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009