Beijing (ANTARA News) - Pihak berwenang Hong Kong mengkonfirmasi, untuk pertama kalinya di wilayah administrasi khusus China itu ditemukan kasus influenza H1N1 atau lebih dikenal flu babi, demikian Ketua Eksekutif Hong Kong Donald Tsang.

"Kasus pertama ini menimpa seorang warga Meksiko yang tiba di Hong Kong melalui udara dari Shanghai, Kamis. Pasien menginap di Metro Park Hotel, Wancai, Hong Kong dan selanjutnya pergi ke dokter setelah mengalami gejala flu, termasuk demam," demikian Harian China di Beijing, Sabtu.

Kejadian tersebut telah dikonfirmasi bahwa pasien tertular flu babi.

Pemerintah setempat segera menaikkan tingkat kewaspadaan dari "serius" menjadi "darurat", tingkat tertinggi di Hong Kong, demikian Tsang mengumumkan setelah melakukan pertemuan darurat.

Kepala Sekretaris Hong Kong Henry Tsang mengatakan, pemerintah akan mengupayakan dengan baik memerangi influenza H1N1 dengan mengupayakan pencegahan di wilayah perbatasan.

Berbicara kepada sejumlah wartawan setelah inspeksi pencegahan flu babi di pengawasan Lo Wu dan bandara, Tang mengatakan pemerintah telah mengupayakan pendekatan serius dalam memberantas virus baru itu.

"Pengawasan di wilayah perbatasan adalah paling penting untuk pencegahan," kata Tang seraya mengatakan bahwa para wisatawan harus melalui alat penguji suhu badan saat berada di perbatasan dan akan diberi saran kesehatan.

Layanan kesehatan telah disediakan di seluruh pintu masuk di perbatasan dengan menyediakan sejumlah tenaga medis.

Tang mengatakan upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah sejauh ini telah tepat. Seluruh penumpang di bandara diminta melengkapi formulir pernyataan kesehatan dan kemungkinan juga diberlakukan bagi penumpang yang melakukan perjalanan di pelabuhan laut dan darat.

Ditambahkan, sekalipun memberantas virus baru itu akan menghadapi kesulitan, tapi Hong Kong akan bisa menangani jika seluruh warga setempat bersama-sama menjaga kebersihan kota dan memberikan perhatian khusus kepada kesehatan pribadi dan keluarga. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009