Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp10.645/10.655 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.580/1.590 per dolar atau turun 65 poin.
Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, Keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang membaik yang mendorong pelaku pasar aktif membeli rupiah tidak berlanjut, mereka segera melakukan aksi lepas rupiah.
Pelaku ingin merealisasikan keuntungan, sehingga eforia atas membaiknya ekonomi AS tidak berlanjut terhadap rupiah, ucapnya.
Menurut dia, Edwin Sinaga, koreksi harga terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama, mata uang lokal itu kemungkinan akan kembali menguat pada sesi selanjutnya mengingat sentimen positif masih cukup baik.
"Kami memperkirakan peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar, karena koreksi harga yang terjadi saat ini hanya untuk mencari untung saja, katanya.
Rupiah, lanjut dia akan dapat menembus angka Rp10.500 per dolar, namun kenaikan rupiah diharapkan tidak terlalu cepat yang menimbulkan kekhawatiran bagi eksportir terhadap penjualan produknya di pasar ekspor.
Masuknya dana asing yang ditempat di pasar modal Indonesia sangat memberikan pengaruh positif terhadap pasar uang, terutama investor dari Timur Tengah yang sangat berminat menempatkan dananya di pasar uang syariah, katanya.
Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, masih besarnya sentimen positif itu, maka rupiah pada sore nanti diperkirakan akan kembali membaik, karena pelaku pasar kembali memburunya.
Positif pasar terlihat masih besar, maka peluang rupiah untuk kembali menguat juga cukup tinggi, ujarnya.
Hari ini, lanjut dia Biro Pusat Statistik juga akan mengumumkan mengenai laju inflasi April 2009 yang diperkirakan akan lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Apabila ini terjadi, maka peluang rupiah untuk kembali naik juga makin besar, ucapnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009