Jakarta (ANTARA) - Truk-truk pengangkut kargo dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia, tidak lagi mengantar barang kebutuhan ke Timor Leste karena kebijakan baru pemerintah setempat dianggap memberatkan pengusaha, demikian informasi yang diperoleh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dili.
"Per 31 Maret, saat ini truk kargo asal Provinsi NTT yang mengangkut barang-barang kebutuhan rumah tangga, spare parts (suku cadang, red) kendaraan, sedikit sembako dan alat kesehatan pribadi sudah non-operasional karena mereka diharuskan memindahkan barang-barang tersebut ke truk Timor Leste, sedangkan para perusahaan tersebut tidak mau karena biaya operasional tinggi," kata Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Dili, Eka Mauboy, saat dihubungi via pesan singkat dari Jakarta, Rabu.
Walaupun demikian, otoritas di Timor Leste memastikan persediaan beras masih cukup sampai akhir Mei.
"Menurut penilaian kepala Bulog Timor Leste, stok beras masih aman sampai akhir Mei, ditambah beras di pedagang swasta," kata Eka mengutip keterangan otoritas terkait.
Sebagian besar persediaan beras di Timor Leste merupakan komoditas impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan jasa pengiriman (freight forwarders) asal Singapura.
Meskipun stok beras masih mencukupi, perlengkapan kesehatan pribadi seperti masker dan hand sanitizer mulai langka di Timor Leste.
Pemerintah Timor Leste membatasi sementara akses di perbatasan darat, laut, dan udara bagi seluruh warga negara asing dari 147 negara, termasuk Indonesia, selama empat minggu mulai 19 Maret. Langkah itu dilakukan demi menekan penyebaran COVID-19 di Timor Leste.
Selama masa darurat COVID-19, Pemerintah Timor Leste juga membatasi jam operasional di pos perbatasan hanya buka selama dua jam mulai pukul 10:00 sampai 12:00 waktu setempat.
Dua negara itu berbagi wilayah perbatasan darat di tiga titik, yaitu di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Mota Ain di Kabupaten Belu, NTT, yang berbatasan dengan Distrik Bobonaroyang; PLBN Meta Mauk/Mota Masin di Kabupaten Malaka, berbatasan dengan Distrik Covalima; dan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, berbatasan dengan Distrik Oekusi.
Tidak hanya itu, Pemerintah Timor Leste juga meliburkan sekolah, menghentikan layanan transportasi umum, serta menerapkan sistem "kerja dari rumah" demi menekan penyebaran COVID-19.
Otoritas setempat pertama kali melaporkan kasus penularan COVID-19 pada 21 Maret. Jumlah itu belum bertambah sampai hari ini.
Baca juga: Transportasi publik di Timor Leste dihentikan, toko tetap buka
Baca juga: Pemkab Timor Tengah Utara tutup perbatasan dengan Timor Leste
Baca juga: Cegah Corona, perbatasan NTT-Timor Leste ditutup dua bulan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020