Mortir itu, tampaknya peningggalan dari perang Afghanistan beberapa dasawarsa lalu, Rabu meledak di provinsi Kapisa utara ibukota Kabul, kata kementerian tersebut dalam pernyataannya.
"Ledakan bom mortir itu menewaskan tiga anak dan melukai tiga bocah lainnya," katanya.
Terjadi ledakan setiap waktu yang melibatkan benda-benda peledak peninggalan perang di Afghanistan beberapa dekade lalu, meskipun upaya tim pembersih ranjau telah dilakukan beberapa tahun.
Namun demikian, sebagian besar bom tersebut dikaitkan dengan pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok garis keras Taliban.
Sekitar 70.000 tentara internasional di Afghanistan membantu pemerintah Kabul dalam memerangi pemberontakan.
Juga pada Kamis lalu, koalisi yang dipimpin AS melaporkan pihaknya telah menewaskan empat orang yang diduga pemberontak di provinsi strategis Logar, tak jauh dari Kabul.
Seorang wanita, warga sipil juga cedera dalam pertempuran yang meletus pada Rabu malam, pada saat tentara berusaha melacak suatu jaringan pembuat bom.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Selama penjajah masih ada di Afghan, pemerintah sekarang sebetulnya hanya boneka-boneka kompeni yang apabila kompeninya pergi siap saja dimusuhi oleh rakyatmu.
Saya berdoa semoga diberikan kekuatan atas mujahid-mujahid yang mempertahankan tanah dan ideologisnya yaitu nikmat iman.