Jakarta (ANTARA News) - Bank BRI mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,72 triliun pada tiga bulan pertama 2009, naik 2 persen dibandingkan laba pada periode sama 2008 yang hanya Rp1,41 triliun.
"Pertumbuhan laba saat ini, tertinggi dibanding lima bank besar lainnya," kata Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basyir di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kinerja BRI pada triwulan I ini solid. Pendapatan bunga pada triwulan I 2009 yang tercatat sebesar Rp8,28 triliun, meningkat 28,93 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp6,42 triliun.
Dari total Rp6,42 triliun pendapatan bunga tersebut, 80 persen atau sekitar Rp5,2 triliun disumbang dari pendapatan bunga kredit. Sementara selisih bunga bersih (NIM/net interest margin) antara bunga kredit dengan bunga dana rata-rata 9,46 persen.
Posisi NIM tersebut telah turun dibandingkan posisi NIM triwulan I 2008 yang mencapai 10,5 persen. Penurunan NIM tersebut terutama dipicu oleh penurunan suku bunga BI rate yang agresif dalam triwulan pertama, sehingga bank-bank harus menyesuaikan diri. disisi lain, bunga dana cukup sulit untuk turun karena likuiditas yang masih ketat.
Sementara itu total aset bank BRI pada triwulan I mencapai Rp250,14 triliun, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp200,46 triliun.
BRI pada triwulan I ini mampu menyalurkan tambahan kredit sebesar Rp46,79 triliun sehingga total portofolio kredit menjadi Rp165,23 triliun, meningkat d39,51 persen dibandingkan triwulan I 2008 yang mencapai Rp118,44 triliun.
Deangan pertumbuhan kredit tersebut, membuat rasio pinjaman atas kredit (LDR) menjadi 81,35 persen, meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 74,2 persen.
BRI pada periode ini justru berhsil menurunkan kredit bermasalah (NPL) bila dibandingkan periode sebelumnya. Pada triwulan I 2009 ini kredit bermasalah bruto sebesar 3,24 persen, menurun dibandingkan periode yang masa tahun lalu yang mencapai 3,83 persen.
Keberhasilan menekan NPL, menurut Sofyan karena pihaknya lebih selektif dalam mengucurkan kredit. mengalihkan fokus keditnya ke BUMN, serta manajemn restrukturisasi utang yang terencana baik. Disisi lain, pihaknya juga meningkatkan pencadangan untuk kerugian hingga 164 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) BRI pada triwulan I ini mencapai Rp203,11 triliun tumbuh 27,23 persen bila dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp159,64 triliun. Komposisi DPK tersebut terdiri dari giro Rp35,19 triliun (17,33 persen), Tabungan Rp84,07 triliun (41,39 persen) dan Deposito Rp83,84 triliun.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009