Denpasar (ANTARA News) - Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Bali, mengawasi babi yang dikirim ke luar pulau, meskipun di daerah ini sampai sekarang belum ditemukan kasus flu babi.
"Kami memeriksa semua hewan, termasuk babi yang dikirim ke luar daerah, sebagai salah satu upaya antisipasi merebaknya virus flu babi. Dulu babi dari Bali dikirim berkala ke Papua, tapi sekarang hanya insidental," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Ketut Diarmitra di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, penyakit utama dari babi Bali adalah "gerubuk", yakni babi mati mendadak yang indikasinya adalah pendarahan di usus dan saluran penafasan.
Ia mengaku, pengiriman babi dari Bali sudah dalam bentuk daging, namun sesuai kSK Gubernur Bali No. 88/2008, Bali tetap tertutup untuk pengiriman babi dari luar.
"Karena itu, kecil kemungkinan masuknya penyakit flu babi langsung dari babi ke Bali. Hanya saja kami tetap waspada agar jangan sampai ada orang dari luar negeri yang membawa daging babi dan produknya ke daerah kita," katanya.
Balai Karantina Pertanian dan PT Angkasa Pura Cabang Utama Bandara Ngurah Rai serta instansi lain akan ikut mengawasi kemungkinan masuknya flu babi.
"Kami ikut ambil bagian dalam pengawasan dan pencegahan masuknya virus flu babi, agar daerah kita tidak sampai tertular penyakit membahayakan tersebut," kata Ketut. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009