Jenewa (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Sementara situasi akibat dampak flu babi makin memburuk, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis WIB, menaikkan tingkat siaga wabah ke Fase 5 yang menunjukkan wabah itu sama sekali tidak terelakkan lagi.

"Saya telah memutuskan untuk menaikkan tingkat siaga wabah influenza dari Fase 4 ke Fase 5," demikian Direktur Jenderal WHO Margaret Chan di Jenewa menyusul konsultasi tertutp dengan para pakar kesehatan internasional.

"Wabah influenza harus diperhatikan secara sungguh-sungguh dan layak karena kemampuannya menyebar secara cepat ke setiap negara di dunia," kata Chan.

WHO memaparkan, Fase 5 ditandai oleh penyebaran virus tersebut dari manusia ke manusia ke minimal dua negara di satu wilayah.

Mekipun pada tahap ini kebanyakan negara tidak akan terpengaruh, pengumuman Fase 5 adalah tanda kuat bahwa wabah tak terelakkan dan waktunya untuk menuntaskan pengaturan, komunikasi, dan penerapan tindakan darurat.

Peningkatan status ini adalah kenaikan kedua sistem siaga wabah WHO dalam tiga hari yang menunjukkan sangat cepatnya kondisi menjadi lebih buruk akibat flu babi.

Senin lalu lembaga dunia ini menaikkan tingkat siaga dari Fase 3 ke Fase 4.

"Perubahan ke fase siaga lebih tinggi ini adalah tanda kepada semua pemerintah, departemen kesehatan dan kementerian lain, industri farmasi dan pengusaha bahwa tindakan tertentu kini mesti dilakukan segera dan cepat," kata Chan.

Semua negara mesti segera mengaktfkan rencana persiapan penanggulangan wabahnya dan tetap siaga penuh guna menghadapi wabah penyakit mirip influenza dan radang paru-paru parah, tambahnya.

Pada tahap itu, tindakan efektif dan mendasar yang dapat dilakukan semua pemerintah meliputi peningkatan pengawasan, pendeteksian dini dan perawatan kasus, pemantauan infeksi di semua instalasi kesehatan.

Chan mengatakan dunia hari ini sebenarnya lebih siap dalam menghadapi wabah influenza dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, tapi ia mengingatkan virus influensa bereputasi buruk karena bermutasi cepat dan tak dapat diramalkan. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009