"Sejumlah laporan media itu menduga keras terdapat sejumlah babi yang mati di kota Fuqing dan kota Changle di provinsi Fujian yang memungkinkan menjadi sumber merebaknya wabah flu babi di Meksiko," kata MOA seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Kamis.
Sejumlah babi mati tersebut, yang mati karena karena disentri, adalah kematian normal yang dialami oleh babi berusia muda, dan penyelidikan di sejumlah peternakan babi yang mati tidak menunjukkan adanya tanda terjadinya suatu penyakit.
Pernyataan yang disampaikan MOA tersebut telah dikonfirmasi oleh sejumlah pejabat lokal setempat serta oleh para peternak yang ada di kota Fuqing.
"Sebanyak 25 bangkai babi yang mati telah dibakar dan dilakukan disinfektan dengan kapur," kata He Changgui, wakil kepala Kotapraja Chengtou di Fuqing.
Dengan adanya perubahan cuaca yang drastis seperti ini, kata Chen Changwang, seorang pejabat lokal di desa Shouxi, Chengtou, sejumlah babi mudah sekali mengalami penyakit.
"Babi-babi tersebut tidak mati pada waktu yang bersamaan," katanya sefraya menambahkan bahwa beberapa babi mati beberapa hari sebelumnya.
Tidak ada kasus flu babi yang ditemukan di China selama ini, tidak ada pula virus yang ditemukan di wilayah-wilayah yang memiliki peternakan babi, demikian MOA serta Kementrian Kesehatan (MOH) China.
China selama ini tidak ekspor babi hidup ke Meksiko atau Amerika Serikat, yang berarti CHina tidak dapat menjadi asal usul terjadinya wabah mematikan tersebut.
Juru bicara MOH Mao Qun`an sebelumnya mengatakan bahwa laporan-laporan yang disampaikan media internasional itu menentang kebenaran serta ilmu pengetahuan.
Baik MOA maupun MOH tidak bersedia menyebutkan nama media internasional mana dimaksud yang melaporkan berita tersebut.
Pemerintah China mulai awal pekan ini melarang impor babi dan daging babi serta produk-produknya dari Meksiko dan negara bagian di Amerika Serikat seperti Texas, Kansas, dan California sebagai upaya menghindari meluasnya flu babi.
Menurutnya, larangan tersebut semata-mata untuk melindungi agar wabah mematikan itu tidak menyebar ke China disamping sebagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan pemerintah setempat untuk melindungi masyarakatnya.
Untuk mencegah kemungkinan masuknya babi atau daging impor dari negara yang sedang terjangkit flu babi, tambahnya, Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (GAQSIQ) China telah berkoordinasi dengan Kementrian Pertanian dan Kementrian Perdagangan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009