London (ANTARA News/AFP) - Inggris akan menambah tentaranya di Afghanistan hingga menjadi 9.000 orang sampai akhir tahun ini, untuk membantu mengamankan negara itu dalam pemilihan umum negara tersebut, kata Perdana Menteri Gordon Brown pada Rabu.

Pemerintah Inggris mengumumkan penambahan tentaranya dari 8.000 menjadi 8.300 orang menjelang pemilihan umum pada Agustus, tapi Brown mengumumkan penambahan lebih lanjut "sampai musim gugur".

Saat mengungkap siasat baru Inggris untuk Pakistan dan Afghanistan, Brown juga menekankan ancaman dari Alqaida dan sekutunya di kedua negara itu serta menyatakan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari akan mengunjungi Inggris pada bulan mendatang.

Lebih dari 153 tentara Inggris tewas di Afghanistan sejak akhir 2001.

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown pada Senin berembuk dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengenai siasat baru memerangi "wadah terorisme" di daerah perbatasan dengan Pakistan.

Brown menyatakan pendekatan baru itu, yang direncanakan diungkapkan secara resmi pada Rabu, memperlakukan Afghanistan dan Pakistan secara "berbeda, tapi saling melengkapi".

Ia mengunjungi pasukan Inggris di markas Benteng di provinsi Helmand dan ibukota provinsi itu, Lashkar Gah, sebelum bertemu dengan kepala pemerintah Afghanistan dukungan Barat di Kabul, kata.

"Daerah perbatasan itu, yang terletak antara Pakistan dengan Afghanistan, adalah tempat berkembang terorisme," kata Brown dalam jumpa pers dengan Karzai.

Inggris adalah penyumbang terbesar kedua pasukan asing di Afghanistan setelah Amerika Serikat, menggelar sekitar 8.300 orang sebagai bagian dari pasukan pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, yang sebagian besar ditempatkan di selatan, pusat kegiatan gerilyawan Taliban.

Pengumuman siasat itu menyusul kekuatiran meningkat di Barat atas gerak maju Taliban di Pakistan, yang Washington dudukkan pada tempat utama dalam memerangi Alqaida, dan kemungkinan memberikan dampak bagi perang di Afghanistan.

"Pendekatan kami terhadap negara ini berbeda, tapi harus saling melengkapi," katanya.

Siasat baru itu dijadwalkan diungkapkan dalam pernyataan di London sesudah Brown membicarakannya dengan Karzai.

Inggris dan negara lain anggota NATO menjanjikan 5.000 tentara tambahan untuk Afghanistan menjelang pemilihan presiden, yang menurut rencana diselenggarakan pada 20 Agustus. Amerika Serikat akan menambah 21.000 tentara.

Terdapat sekitar 70.000 tentara NATO dan pasukan pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan untuk memerangi gerilyawan Taliban, yang disingkirkan dari pemerintah oleh serbuan pimpinan negara adidaya itu setelah serangan 11 September 2001 atas Amerika Serikat.

Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom jalanan dan serangan jibaku untuk melawan pemerintah Afganistan dan pasukan asing di negara tersebut.

Semakin banyak prajurit asing tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah tempat kelompok dukungan Alqaida itu bergerak paling giat.

Jumlah prajurit asing tewas di Afganistan pada tahun ini mencapai lebih dari 70, sebagian besar akibat serangan gerilya, kata laman berita icasualties.org, yang mencatat korban di Afganistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit asing tewas di Afghanistan pada tahun lalu, sementara pada tahun sebelumnya 230 orang.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009