Las Vegas, Nevada, (ANTARA News - Sebelum menjadi seorang remaja, Manny Pacquiao adalah seorang anak penjual rokok di jalanan Manila untuk menyambung hidupnya, namun sekarang dia menjelma menjadi pahlawan Filipina dan sekaligus superstar dalam sejarah tinju.
Petinju kidal berusia 30 tahun itu akan menghadapi petinju Inggris Ricky Hatton pada Sabtu untuk perebutan gelar kelas welter junior, dan jika dia menang maka dia akan mencatat rekor sepanjang masa mahkota dunia dalam enam kelas yang berbeda.
"Ini sangat penting bagi kami untuk memenangi gelar dalam enam kelas yang berbeda, itu penghargaan besar bagi negara saya," kata Pacquiao.
"Jika itu terjadi, orang akan memasukkan nama saya dalam daftar sejarah petinju legendaris,` tambahnya.
Terlahir dari sebuah keluarga petani, Pacquiao pindah ke Manila pada usia 12 tahun untuk menjajal keberuntungan dan memulai karir bertinjunya.
"Pada saat itu saya sangat ingin bertinju tapi saya harus bekerja karena setiap hari saya butuh makan," katanya.
"Itu sebuah kehidupan berat dan itu yang membuat saya memiliki karir seperti sekarang ini," katanya.
"Keluarga dan saya punya pengorbanan, dan semuanya saya lakukan, ini untuk penghargaan negara saya, mereka semua telah berbuat banyak untuk saya," tambahnya.
Ketika Pacquiao bertarung, hampir seluruh rakyat Filipina menonton, dan para tentara mendukung dengan mengatakan tidak ada konflik dengan para musuh selama ada pertandingannya, itu ujud kesetiaan.
"Sambutan penduduk luar biasa saat saya pulang ke Filipina, mereka semuanya bergembira, saya tidak bisa menunjukkan perasaan mereka tapi saya yakin mereka bahagia," katanya.
"Yang paling penting bagi saya adalah memberi kebahagiaan kepada penduduk Filipina," tambahnya.
Dengan catatan rekor bertanding 48 kali menang termasuk 36 KO, tiga kali kalah dan dua kali seri, Pacquiao mendominasi setiap kelas pertarungan selama 14 tahun karirnya. Dia meraih gelar dunia di kelas tertang, super bantam, kelas bulu, super bulu dan kelas ringan.
Berat badannya 112 pound ketika dia memenangi gelar dunia pertamanya 10 tahun yang lalu, Pacquiao meraih gelar dengan menghentikan juara dunia enam kelas Oscar de la Hoya pada ronde kedelapan Juni lalu.
Kemenangan nanti akan menjamin tempat Pacquiao di sejarah tinju dengan menjadi raja antar kelas, dia dikenal dengan kecepatannya dan gaya bertinju menyerang.
"Pada akhir karirnya nanti dia punya potensi menjadi petinju terhebat," kata promotor veteran Bob Arum.
"Saya belum pernah melihat petinju dengan kombinasi pukulan secepat dia, gerakan badannya sangat mantap," katanya.
Dengan mundurnya de la Hoya dan Floyd Mayweather Jnr, maka petinju dengan bayaran termahal telah tiada, dan Pacquiao bisa menjadi seperti itu dan bahkan bisa mengukir rekor baru dalam pasar Asia yang sedang berkembang.
Namun Pacquiao menampik tentang perbandingan tersebut.
"Saya hanya melakukan apa yang bisa saya lakukan, saya bisa menjadi yang terbaik, saya tidak ingin membandingkan kemampuan saya dengan seseorang, saya hanya mencoba memberi banyak kebahagiaan dan kenikmatan kepada orang-orang,` katanya.
"Saya ingin menjaga penampilan saya, memberi kesan kepada penonton yang mencintai tinju, saya ingin mereka bahagia," tambahnya, seperti dikutip dari AFP.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009