Baghdad, (ANTARA News) - Kementerian dalam negeri Irak mengatakan, Selasa, kementerian itu telah menangkap kelompok al Qaida yang berada di balik sejumlah pembunuhan dan pemboman mobil yang mencakup tiga anggota Syiah, satu dari mereka pejabat polisi.
Jurubicara kementerian itu Mayor Jenderal Abdel Karim Khalaf mengatakan pada wartawan bahwa kelompok tersebut, yang telah melakukan "kejahatan berat atas nama al Qaida", termasuk tiga anggota dari kota Syiah Diwaniyah di Irak selatan dan empat orang dari Haditha di provinsi Sunni Anbar, ke barat dari Baghdad, seperti dikutip dari AFP.
Itu adalah pertama kali Sunni dan Syiah ditemukan bekerjasama untuk al Qaida di Irak, kelompok teror Sunni yang telah menewaskan ribuan warga sipil Syiah dalam serangan pemboman bunuh diri berdarah, katanya.
"Al Qaida telah merekrut orang-orang yang lemah itu untuk melakukan pembunhan. Mereka memperlengkapi mobil dengan bom, mereka membunuh, dan mereka mencuri mobil di Irak utara," kata Khalaf.
Mayor Jenderal Ahmed Abu Raghif, agen urusan internal di kementerian itu, mengatakan bahwa pasukan keamanan pertama-tama mengambil kelompok itu awal bulan ini menyusul serangkaian pemboman mematikan di ibukota.
"Kami diberi informasi bahwa salah seorang anggota brigade polisi darurat di (lingkungan Baghdad selatan) Dora telah memudahkan masuknya sebuah bom mobil," ia mengatakan.
Polisi bergerak dengan cepat untuk menangkap mobil itu dan menangkap orang tersebut yang kemudian mengaku akan melakukan beberapa serangan dengan sekelompok orang di Haditha, kata Abu Raghif. Polisi sejak itu telah menangkap empat pria dari kota itu dan dua lainnya dari Diwaniyah.
Ia mengatakan para tersangka itu telah mengakui 25 kejahatan, termasuk pemboman mobil di Baghdad dan kota suci Syiah Karbala, dan juga menyerang peziarah Syiah di kota Al Musayyib yang berdekatan.
Dalam konferensi pers, menteri itu memainkan videotape pengakuan orang-orang itu yang mana mereka melukiskan pembunuhan kepala polisi Haditha dan beberapa pejabat polisi lainnya.
Mereka menjelaskan bagaimana mereka menghentikan mobil di jalan dari Suriah, menculik dan membunuh pemiliknya serta mencuri mobil untuk digunakan sebagai bom.
Kementetrian itu juga memperkenalkan anggota keluarga beberapa dari orang yang dibunuh oleh kelompok tersebut, termasuk Mohammad Sayyal, ayah seorang kapten polisi yang diculik dan dieksekusi pada 2005.
"Ia tidak pulang pada hari itu, juga pada hari berikutnya. Saya keluar dan mencarinya, dan saya menemukan dia," kata Sayyal. "Ia telah tewas dan mayatnya dilemparkan dari jembatan. Mayat iu memiliki 40 lubang peluru di tubuhnya. Dan ada pesan di sampingnya yang mengatakan bahwa ia di kepolisian.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Bagaimana orang akan bisa baik,jika pemimpinnya juga jahat dan biadab.
Sebagai contoh Pakistan,sudah negara dapet nyaplok dari India,tiap hari rusuh terus,jibaku terjadi hampir setiap hari.Agama dari gurun Onta mana bisa membawa kedamaian.
Ah, bukankah ada pulouhan ribu tentara ingusan USA untuk dibom, ditembak mati, dikirim pulang kampung dalam peti mayat ?
Sunni-syiah kok disalah-salahkan di negerinya sendiri. USA lah yang patut dijadikan terpidana di tiang gantungan, atas kebiadabannya di bumi Iraq.
ciri khas pembantaian melalui bunuh diri adalah tipikal khas aliran agamis (dlm hal ini islam radikal) dan satu lagi komunis.