Jakarta (ANTARA News) - Senior Manager Business Development The Nielsen Maika Randini memperkirakan belanja iklan selama kuartal II/2009 akan naik sama seperti kuartal I/2009 yaitu sekitar 19-22 persen.

"Mungkin belanja iklan kuartal II/2009 akan tumbuh 18-22 persen karena sektor telekomunikasi akan `slowing down` (belanja iklannya)," katanya di Jakarta, Selasa.

Maika menjelaskan selama kuartal I/2009 ini sektor telekomunikasi yang biasanya memiliki belanja iklan terbesar agak menahan diri agar tidak bersaing dengan iklan pemilu.

"Selama semester I ini mungkin akan `slowing down`, nanti setelah Pemilu baru akan naik lagi,"ujarnya.

Berdasarkan hasil survey The Nielsen, selama kuartal I/2009 total belanja iklan mencapai Rp 10,3 triliun atau mengalami kenaikan 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2008 lalu. Kenaikan belanja iklan tersebut didominasi iklan politik dan pemerintah yang melonjak hingga 269 persen atau senilai Rp 1,065 triliun.

Nilai belanja iklan tertinggi masih disumbang oleh sektor telekomunikasi yaitu sebesar Rp 845 miliar atau naik 3 dibanding periode sebelumnya (kuartal I/2008). Sementara, iklan perusahaan naik 40 persen atau mencapai Rp 405 miliar.

Beberapa sektor lainnya mengalami penurunan belanja iklan seperti obat-obatan (turun tiga persen), perlengkapan rumah tangga (turun 4-8 persen), otomotif (turun dua persen), produk industri (turun 26 persen).

Sementara itu, sektor lain yang masih naik belanja iklannya adalah ritel (20 persen), produk rokok (18 persen), makanan (19 persen), minuman (20 persen), kosmetik (10 persen), pakaian dan asesoris (16 persen) dan pendidikan (14 persen).

Berdasarkan medianya, selama kuartal I/2009, pemasang iklan lebih banyak memilih media televisi (55 persen), koran (43 persen) dan majalah 2 (persen).

Pada kesempatan itu, Maika juga memaparkan hasil survei pencapaian belanja iklan oleh partei politik selama Januari-Maret 2009. Nielsen mencatat bahwa Partai Golkar membelanjakan iklan terbanyak yaitu mencapai Rp 185,153 miliar yang disusul oleh Partai Demokrat sebanyak Rp 123,056 miliar, serta Partai Gerinda sebesar Rp 66,716 miliar.

Iklan Partai Golkar selama periode tersebut muncul paling banyak yaitu sebanyak 15.285 kali, Partai Demokrat sebanyak 11.055 kali, PDI-Perjuangan sebanyak 7.284 kali, PAN sebanyak 5.564 kali, PKS sebannyak 4.221 kali, Hanura sebanyak 3.880 kali, dan Gerindra sebanyak 3.864 kali.

Berdasarkan pemantauan Nielsen, Partai Golkar lebih banyak melakukan iklan di koran yaitu sebanyak 9.252 kali sedangkan Partai Demokrat lebih banyak beriklan di televisi yaitu sebanyak 6.531 kali.

Partai lainnnya yang banyak beriklan di televisi setelah Partai Demokrat adalah Partai Golkar 6.026 kali, Gerinda 2.342 kali, dan PDI Perjuangan 1.764 kali.

Sedangkan partai lainnya yang banyak beriklan di koran setelah Partai Golkar adalah PDI-Perjuangan 5.513 kali, Partai Demokrat 4.480 kali, PAN 4.127 kali, dan Hanura 3.172 kali.

"Partai-partai lebih memilih memasang iklan di koran yaitu sebanyak 63 persennya karena bisa memberi informasi lebih detail," jelas Maika.

Maika menambahkan hasil survey tersebut didapatkan dari pemantauan iklan di 102 koran, 163 majalah dan tabloid dan 19 stasiun televisi berdasarkan "gross rate card", tanpa menghitung diskon, promo dan lain-lain.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009