Kuala Lumpur (ANTARA News/AFP)- Perusahaan penerbangan di Asia Pasifik akan menderita kerugian besar dari menurunnya perjalanan dan tingginya biaya bahan bakar serta suramnya ramalan mendatang oleh krisis flu babi, kata seorang kelompok industri Selasa.

"Untuk tahun 2008, AAPA yang beranggota perusahaan penerbangan dilaporkan mengalami kerugian bersih sebesar 4,3 miliar dolar, dibanding laba tahun 2007," kata Asosiasi Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) Selasa.

Direktur Jenderal AAPA, Andrew Herdman memperingatkan bahwa tantangan berat yang dihadapi oleh sektor penerbangan terutama menyebarnya flu babi.

"Harga minyak kembali menurun, tapi tantangan kami kini yang dihadapi tahun 2009 lebih parah dari tahun lalu," kata Herdman.

Herdman mengatakan dalam kuartal pertama, volume kargo udara internasional menurun 25 persen, sementara perjalanan penumpang internasional menurun 11 persen.

" Perusahaan penerbangan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menghadapi krisis tersebut...," katanya.

Kelompok industri mengatakan pendapatan gabungan untuk perusahaan penumpang mencapai 109 miliar dolar, 6 persen lebih tinggi dari 103 miliar dolar yang dilaporkan 2007, tapi gagal untuk mengambil langkah dengan menaikan lebih tinggi biaya bahan bakar.

Harga minyak rata-rata dalam setahun 97 dolar per barel, dibanding menjadi 72 dolar dalam tahun 2007.

Sebagai hasilnya, tagihan bahan bakar AAPA telah dinaikan sekitar 10 miliar dolar menjadi 38,1 miliar dolar tahun 2008, menurut laporan 35 persen dari total biaya.

Sejak pendapatan menurun, untuk menutupinya perusahaan penerbangan telah menaikkan biaya bahan bakar. Keuntungan perusahaan penerbangan menurun tajam, kata AAPA dalam sebuah pernyataan.

Menurut data AAPA, pada semester kedua tahun 2008 jumlah penumpang internasional menurun 2,2 persen, sedangkan load factor rata-rata penumpang menurun dua poin menjadi 75 persen.

Pernyataan itu mengatakan kargo udara internasional anggota AAPA untuk 2008 menurun 67 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009