kendala kita adalah persediaan bahan yang mulai menipis

Pontianak (ANTARA) - Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Pontianak merangkul sejumlah penjahit untuk menjadi relawan aksi peduli pencegahan penyebaran COVID-19 dengan memproduksi Alat Pelindung Diri (APD).

"Sejauh ini sudah belasan penjahit di Pontianak secara suka rela menjadi relawan untuk ikut berpartisipasi dalam memproduksi APD untuk tenaga kesehatan dan lainnya dalam penanganan COVID-19," ujar Ketua IFC Chapeter Pontianak, Arief di Pontianak, Rabu.

Hadirnya aksi peduli APD tersebut kata Arie dilatarbelakangi oleh kebutuhan APD yang masih banyak. Sedangkan di sisi lain, pemenuhan APD untuk petugas medis masih minim.

"Ide aksi ini muncul memang kami harus peduli terhadap bencana yang sedang melanda negeri kita ini bahkan mendunia. Kita melihat pihak medis dalam persediaan APD sudah semakin sedikit," kata dia.

Baca juga: Gubernur Kalbar persilahkan pemda lakukan penutupan wilayah
Baca juga: Satu PDP COVID-19 di Kubu Raya meninggal

Untuk bahan pihaknya dapatkan dari donatur kliennya. Pihaknya terbuka untuk umum ketika ingin berpartisipasi dalam aksi sosial peduli APD.

"Desain APD kami mengikuti standar yang ada. Sehingga memang aman untuk tim medis dalam penanganan COVID-19," katanya.

Ia menjelaskan bahwa APD yang diproduksi diperuntukkan bagi wilayah Kota Pontianak.

"Peruntukan APD sejauh ini fokus di Kota Pontianak, meskipun dari daerah lainnya sudah minta," jelas dia.

Baca juga: 13 PDP di Kalbar dinyatakan negatif COVID-19
Baca juga: Kadin Kalbar berikan bantuan APD tangani COVID-19 di Pontianak

Untuk kendala papar dia saat ini persediaan bahan baku APD yang semakin menipis. Bahan baku saat ini mulai sulit didapat lantaran permintaan bahan baku semakin meningkat.

"Bahan yang digunakan adalah spunbond 100 mgr. Kendala kita adalah persediaan bahan yang mulai menipis," jelasnya.

Terkait kasus COVID-19 di Kalbar, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mempersilahkan kepada bupati/wali kota yang ada di provinsi itu untuk melakukan status lockdown (menutup wilayah) bila dirasakan perlu, asalkan Pemda mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Sutarmidji meminta kepada seluruh kepala daerah, komando penanganan COVID-19 ada di setiap kepala daerah menanggapi kasus wabah ini secara serius, gunakan anggaran yang ada untuk bantuan sosial bagi masyarakat terdampak.

Baca juga: Satu pasien COVID-19 di Kalbar dinyatakan sembuh
Baca juga: 14 petugas medis RS Kharitas Bhakti Pontianak negatif COVID-19

Pewarta: Dedi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020