Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan. Saya tidak punya telepon. Saya tidak punya apa-apa
Bogota (ANTARA) - Polisi di El Salvador pada Senin menggunakan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan orang yang mencari subsidi pemerintah untuk membantu mereka bertahan di tengah pandemi virus corona, yang memicu kritik tentang cara bantuan keuangan itu didistribusikan.
Dalam antrian panjang yang membentang di jalan-jalan, ribuan orang berdiri berdekatan satu sama lain di ibu kota San Salvador, menentang perintah pemerintah untuk tinggal di rumah untuk membantu menghentikan penyebaran virus.
Pemerintah Presiden Nayib Bukele telah berjanji untuk memberikan $ 300 kepada sekitar 1,5 juta rumah tangga yang bekerja di ekonomi informal seperti asisten rumah dan pedagang kaki lima yang tidak memiliki jaring pengaman keuangan.
Negara di Amerika Tengah yang berpenduduk tujuh juta orang ini memberlakukan karantina nasional selama 30 hari sejak 21 Maret untuk memerangi pandemi.
Pekerja yang mengandalkan penghasilan hariannya untuk membeli makanan dan membayar sewa mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan jika harus tinggal di rumah.
"Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata Maria del Carmen Zepeda, seorang penjual yang berdiri dengan kerumunan orang di luar kantor pemerintah berharap bantuan.
"Saya tidak punya telepon. Saya tidak punya apa-apa," katanya kepada media setempat dengan mata berkaca-kaca.
Ada 30 kasus virus corona yang dikonfirmasi di El Salvador, menurut data pemerintah.
Pemerintah segera mengambil tindakan dengan perintah tinggal di rumah dan penutupan perbatasan darat dan bandara.
Tetapi para kritikus bersuara di media sosial bahwa pembagian subsidi telah menyebabkan kekacauan dan kebingungan, terutama di antara orang-orang yang tidak memiliki rekening bank atau telepon.
Mauricio Funes, lawan pemerintah dan mantan presiden negara itu, mengatakan inisiatif untuk memberikan bantuan telah "diubah" yang membuat jarak sosial menjadi tidak mungkin diterapkan.
"Karantina rumah adalah untuk mencegah penularan di sejumlah orang di tempat kerja mereka," cuit Funes.
"Hari ini ternyata orang-orang harus berdesakan bersama untuk mengklaim voucher yang ditawarkan."
Sebagai tanggapan, pemerintah menutup kantor yang menangani subsidi dan mendesak orang untuk pulang dan menelepon hotline gratis atau situs resmi untuk mendapatkan informasi.
"Kami sedang belajar tentang cara menangani # COVID19," kata sebuah cuit dari akun kantor presiden.
Presiden menambahkan dalam cuitan terpisah: "Kerumunan adalah risiko penularan untuk Anda, hidup Anda dan keluarga Anda."
Sumber: Reuters
Baca juga: Negara Amerika Tengah, Selatan perketat perbatasan karena corona
Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020