Palangkaraya (ANTARA News) - Para dokter di Kalimantan Tengah mengaku masih kebingungan mengantisipasi penyebaran penyakit flu babi (swine influenza) pada manusia yang kini merebak di sejumlah negara Benua Amerika.
"Flu babi itu hal baru dan acuan sementara untuk itu belum ada. Kami sendiri belum mengetahui gejala klinisnya seperti apa, sehingga sulit mendeteksinya," kata Kepala Bidang Penanganan Masalah Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, dr Mulin Simangunsong, di Palangkaraya, Senin.
Menurut dia, flu babi menjadi penyakit yang asing bagi para dokter setempat baik di dinas kesehatan maupun rumah sakit karena belum ada petunjuk untuk mengenalinya dari buku maupun sumber resmi lain.
Mulin mengatakan, jajarannya masih menunggu kebijakan detil dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes untuk mengantisipasi penyebaran flu babi yang telah menewaskan puluhan orang di Meksiko.
Upaya deteksi dini penyakit itu saat ini hanya berada di dua Kantor Kesehatan Pelabuhan yang berada di Pulang Pisau dan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Dua kantor instansi vertikal itu membawahi wilayah kerja Pagatan, Sebangau, Barito Selatan, dan Bandara Tjilik Riwut untuk KKP Kabupaten Pulang Pisau, dan wilayah kerja Kumai dan Sampit untuk KKP Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Dua kantor itu menjadi benteng utama untuk menangkal penyakit dari luar maupun mencegah keluarnya penyakit dari Kalteng," jelasnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng menegaskan selama ini belum ada lalu lintas ternak babi antara Kalteng dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal.
"Populasi ternak babi se-Kalteng sekitar 16 ribu dan itu mencukupi untuk kebutuhan konsumsi sehingga tidak ada distribusi dari luar daerah. Meski demikian kami terus memonitornya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng, Tute Lelo.
Tute mengimbau para peternak agar menjaga sanitasi lingkungan dan kandang dalam upaya mencegah munculnya penyakit flu babi pada ternak itu sebagai upaya antisipasi dini.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
memang untuk beberapa orang babi itu enak dimakan..
tapi kalo akan menimbulkan penyakit ya buat apa juga kan..? yah diambil segi positif nya aja..
ngak lucu kan gara2 si babi keluarga kita atau kita meninggal...