Medan (ANTARA News) - Realisasi produksi dan lifting minyak nasional sudah 958 ribu barel per hari atau mendekati target sebanyak 960 ribu barel per hari.
"Peningkatan produksi dan lifiting itu menggembirakan karena itu berarti penerimaan negara dari minyak semakin besar," kata Kadiv Humas, Sekuriti, Formalitas dan Perwakilan BP Migas, Amir Hamzah, di sela-sela kegiatan Edukasi Industri Hulu Migas Bagi Wartawan Sumut dan NAD di Medan, Senin.
Menurut dia, realisasi lifting minyak tahun lalu juga sudah di atas target yaitu mencapai 936 ribu barel per hari dari target 927 ribu barel per hari.
Kenaikan produksi, katanya dipicu oleh terusnya diberlakukan eksplorasi dan eksploitasi di berbagai lokasi yang diperkirakan memiliki kandungan minyak.
Dia menjelaskan, pada akhir 2008 terdapat 64 wilayah kerja produksi dan 139 wilayah kerja eksplorasi setelah tahun itu jumlah kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) bertambah 41 kontrak dimana terdiri dari 34 kontrak production sharing control (PSC) dan tujuh kontrak gas, metan dan batubara (GMB).
Menjawab pertanyaan tentang kenapa Indonesia masih terus mengimpor bahan bakar minyak (BBM), Amir Hamzah menyebutkan itu terjadi karena kebutuhan yang masih lebih tinggi daripada produksi itu sendiri.
Deputi Umum BP Migas, Hardiono menambahkan, kebutuhan BBM mencapai 1,3 juta barel per hari, sementara dari produksi yang sebanyak 960 ribu barel per hari itu juga tidak bisa diolah seluruhnya di dalam negeri sehingga minyak mentah itu terpaksa dijual ke luar negeri.
Minyak yang bisa diolah di dalam negri, katanya, hanya 800 ribu barel per hari sehingga untuk menutupi kebutuhan dalam negeri itu, pemerintah harus mengimpor 500 ribu barel per hari.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009